Asing Bawa Kabur Rp 200 M, Sesi II IHSG Rawan Ambles

Putra, CNBC Indonesia
18 November 2021 13:26
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten bergerak di zona merah dan ditutup melemah 0,69% ke level 6.630,03 hingga sesi I perdagangan Kamis (18/11/2021).

Sejak perdagangan dibuka, IHSG dibuka melemah 0,33% ke level 6.653,70. Indeks bergerak di rentang terendahnya di 6.625,87 dan tertinggi di 6.669,79 pada perdagangan intraday.

Ketika IHSG terjerembab di zona merah, sebanyak 214 saham menguat, 266 saham melemah dan 171 saham stagnan.

Nilai transaksi mencapai Rp 6,78 triliun dan asing tercatat membukukan net sell sebesar Rp 206,58 miliar di pasar reguler.

Saat ini pelaku pasar masih menanti aba-aba dari geng MH Thamrin. Bukan soal suku bunga acuan melainkan arah kebijakan moneter BI ke depan.

Hasil polling Reuters menunjukkan BI diperkirakan akan menahan suku bunga hingga akhir tahun depan, dan tetap memperhatikan arah kebijakan moneter The Fed.

Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski The Fed sudah melakukan tapering, maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.

Bagaimanapun juga suku bunga rendah masih diperlukan untuk membantu perekonomian Indonesia bangkit lagi setelah melambat di kuartal III-2021 lalu.

James Sweeney, kepala ekonom di Credit Suisse mengatakan BI akan menaikkan suku bunga di tahun depan guna mencegah terjadinya capital outflow dan menjaga stabilitas rupiah.

Setelah ambles 0,69% di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikal.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.643 dan selanjutnya di 6.676 untuk membentuk tren bullish.

Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level 6.610 untuk mengalami tren bearish.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 42,82 dan cenderung mengalami penurunan. Apabila dilihat dari teknikalnya, peluang IHSG untuk lanjut terkoreksi masih terbuka lebar.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular