
Tunggu Petunjuk dari 'Dewa-dewa' Thamrin, IHSG Dibuka Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,33% ke level 6.653,70 pada perdagangan pagi hari Kamis (18/11/2021).
IHSG masih berada di zona koreksi pada 09.12 WIB dengan pelemahan sebesar 0,28% ke level 6.655,36. Asing yang sudah 'jualan' di pasar reguler sebesar Rp 57 miliar.
Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 50,6 miliar dan Rp 9,1 miliar.
Sedangkan saham yang banyak dibeli asing adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 6,8 miliar dan Rp 2,3 miliar.
Wall Street yang melemah tentunya memberikan sentimen negatif ke bursa saham Asia pada perdagangan hari ini, termasuk ke IHSG. Apalagi, kenaikan inflasi juga disoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai salah satu ancaman yang dihadapi Indonesia.
Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, China, Eropa, Meksiko dan Korea Selatan mengalami kenaikan harga di tingkat produsen sehingga menyebabkan inflasi tinggi. Indonesia juga alami kenaikan, meskipun tidak signifikan.
Selain itu, tingginya inflasi akan memicu kenaikan suku bunga, salah satunya bank sentral AS (The Fed) yang tentunya akan memberikan dampak signifikan ke pasar finansial global termasuk Indonesia. Saat ini pelaku pasar melihat peluang kenaikan yang agresif di tahun depan.
Sementara ituBank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG)dan akan menjadi perhatian pelaku pasar. Hasilpolling Reutersmenunjukkan BI diperkirakan akan menahan suku bunga hingga akhir tahun depan, dan tetap memperhatikan arah kebijakan moneter The Fed.
Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski The Fed sudah melakukan tapering, maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.
Bagaimanapun juga suku bunga rendah masih diperlukan untuk membantu perekonomian Indonesia bangkit lagi setelah melambat di kuartal III-2021 lalu.
James Sweeney, kepala ekonom di Credit Suisse mengatakan BI akan menaikkan suku bunga di tahun depan guna mencegah terjadinya capital outflow dan menjaga stabilitas rupiah.
"Saat The Fed mulai mengurangi kebijakan moneter akomodatifnya dan memulaitaperingdi kuartal IV-2021, kami melihat Bank Indonesia akan menjaga nilai tukar rupiah dari kemungkinan terjadinyacapital outflowdengan menaikkan suku bunga di tahun depan," kata Sweeney, sebagaimana dilansirReuters, Selasa (16/11/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi