
Meski DIsokong Aksi Beli Asing, Sesi 2 IHSG Belum Aman Nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,14% ke level 6.660,54 hingga sesi I perdagangan Rabu (17/11/2021) berakhir.
Indeks dibuka ambles 0,25% ke level 6.667,86. Selanjutnya indeks sempat naik lebih dari 0,3% dan menyentuh level tertinggi pada perdagangan intraday di 6.679,30.
Kenaikan penguatan tersebut tak berlangsung lama karena apresiasi langsung terpangkas. Indeks bahkan sempat hampir flat yang tercermin dari level terendah IHSG intraday di 6.653,46.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi mencapai Rp 8,22 triliun hingga sesi istirahat pertama. Asing net buy di pasar reguler senilai Rp 177 miliar. Terpantau 233 saham menguat, 252 melamah dan 172 stagan.
Sentimen positif datang dari belahan bumi barat. Wall Street semalam kompak ditutup menguat. Ketiga indeks saham AS yakni Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq menguat lebih dari 0,1% karena didukung oleh data pertumbuhan ritel yang ciamik.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) hari ini akan memulai Rapat Dewan Gubernur (RDG) hingga Kamis (18/11) besok, dan akan menjadi perhatian pelaku pasar. Hasil polling Reuters menunjukkan BI diperkirakan akan menahan suku bunga hingga akhir tahun depan, dan tetap memperhatikan arah kebijakan moneter The Fed.
Sejak pandemi penyakit virus corona (Covid-19) melanda, BI sudah memangkas suku bunga sebesar 150 basis poin menjadi 3,5% yang merupakan rekor terendah dalam sejarah. Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski The Fed sudah melakukantapering, maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.
Dari sisi kebijakan sendiri seharusnya tidak ada surprise yang membuat pasar bergejolak sehingga mendukung penguatan IHSG. Namun setelah naik 0,14% bagaimana arah gerak IHSG sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.680 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level 6.651 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 56,22 dan cenderung berada di zona netral. Apabila dilihat dari teknikalnya, peluang IHSG menguat di sesi II masih terbuka tetapi cenderung terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham