
Saham Transportasi 'Ngamuk', Jadi Pemimpin Indeks Sektoral

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham yang terhimpun dalam indeks sektor transportasi (IDXTRANS) melonjak pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Rabu (17/11/2021). Indeks IDXTRANS tercatat memimpin indeks sektoral dengan menguat 1,09%.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,14% ke 6.660/saham, dengan nilai transaksi Rp 8,22 triliun dan volume perdagangan 18,16 miliar saham.
Investor asing melakukan beli bersih Rp 177,05 miliar di pasar reguler, tetapi melakukan jual bersih Rp 22,17 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Berikut kenaikan saham emiten transportasi pada siang ini.
Trimuda Nuansa Citra (TNCA), saham +24,43%, ke Rp 815/saham
Batavia Prosperindo Trans (BPTR), +23,60%, ke Rp 220/saham
Eka Sari Lorena Transport (LRNA), +11,11%, ke Rp 200/saham
Jaya Trishindo (HELI), +5,88%, ke Rp 360/saham
Blue Bird (BIRD), +4,67%, ke Rp 1.570/saham
Prima Globalindo Logistik (PPGL), +3,68%, ke Rp 141/saham
Indonesia Transport & Infrastructure (IATA), +2,90%, ke Rp 2,90/saham
Krida Jaringan Nusantara (KJEN), +1,81%, ke Rp 505/saham
Adi Sarana Armada (ASSA), +0,82%, ke Rp 3.710/saham
Saham emiten pemilik jasa kurir GED yang dimiliki fintech Akulaku TNCA memimpin 'klasemen' dengan melonjak 24,43% ke Rp 815/saham, dengan nilai transaksi Rp 12,58 miliar.
Kenaikan saham TNCA terjadi di tengah kabar perusahaan akan mengambil alih saham perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Staco Mandiri (ASM) dengan nilai transaksi sebesar Rp100.982.700.000 (Rp 100,98 miliar).
Menurut keterbukaan informasi, Selasa (16/11), seiring dengan proses akuisisi tersebut, TNCA juga akan meningkatkan penyertaan modal perseroan dalam ASM sebesar Rp 126.807.932.376 (Rp 126,81 miliar).
Adapun dana untuk pelaksanaan akuisisi akan berasal dari Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I) atau rights issue, dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 800 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
"Sampai dengan tanggal Keterbukaan Informasi, Perseroan sedang dalam proses penandatanganan Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat yang Diubah dan Dinyatakan Kembali (Amended and Restated Conditional Share Purchase Agreement) dengan masing-masing pemegang saham ASM sehubungan dengan pengambilalihan saham ASM," jelas manajemen TNCA, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (17/11).
Nantinya, perjanjian tersebut akan menggantikan Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat yang sebelumnya telah ditandatangani oleh Perseroan dan pemegang saham ASM pada tanggal 31 Maret 2020.
Kedua, saham emiten jasa rental mobil BPTR melesat 23,60%, dengan nilai transaksi Rp 5,92 miliar. Dalam seminggu saham ini sudah melejit 20,88%, sedangkan dalam sebulan terkerek 16,40%.
Saham Emiten bus AKAP (antarkota antarprovinsi) Lorena LRNA juga terdongkrak 11,11% ke Rp 200/saham. Namun, nilai transaksi saham ini minim, yakni hanya Rp 10,33 juta.
Kemudian, saham emiten taksi Blue Bird BIRD terapresiasi 4,67%, di tengah catatan nilai transaksi Rp 5 miliar.
Blue Bird kembali mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 66,32 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini atau per September (Q3-2021).
Jumlah kerugian itu turun 58% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat rugi sebesar Rp 158 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, manajemen BIRD menyampaikan, kerugian ini imbas dari pandemi yang bermula di tahun 2020 dan berlanjut di 2021 yang berimbas ke sektor transportasi akibat dari berkurangnya mobilitas masyarakat.
Ini tercermin dari pendapatan perseroan sampai dengan September 2021 sebesar Rp 1,45 triliun, turun 6,6%. Meski pendapatan turun, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) perseroan naik dari sebelumnya Rp 12,5 miliar menjadi Rp 248 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilik Taksi Blue Bird Tambah Kepemilikan 5,09 Juta Saham