
Pasca 7 Hari Anjlok, Dolar Kurs Singapura Naik ke Rp 10.505

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu indikator penting perekonomian Singapura menunjukkan lonjakan pada hari ini, Rabu (17/11). Alhasil, dolar Singapura menguat melawan rupiah setelah merosot 7 hari beruntun.
Pada pukul 10:45 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.505, 56, dolar Singapura menguat 0,27% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya dalam 7 hari terakhir total dolar Singapura melemah 1,2%.
Data dari pemerintah Singapura yang dirilis pagi ini menunjukkan ekspor non-minyak domestik (NODX) melesat 17,9% di bulan Oktober dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Pertumbuhan tersebut menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2017, dan lebih tinggi dari hasil polling Reuters yang memprediksi kenaikan 15%.
Sementara jika dilihat dari bulan September, NODX mengalami kenaikan 4,2%, jauh lebih tinggi dari prediksi 0,4% saja.
Lonjakan tersebut ditopang oleh ekspor elektronik.
Selena Ling, kepala strategi dan riset treasury di ban OCBC mengatakan NODX yang pertumbuhannya tertinggi dalam 4 tahun terakhir menunjukkan dua motor utama yakin ekspor elektronik dan non-elektronik permintaannya masih tinggi meski terjadi pelambatan ekonomi di Asia akibat kenaikan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19), dan gangguan supply.
"Ini menunjukkan permintaan masih sehat dan gangguan rantai pasokan global tidak berdampak pada sektor perdagangan Singapura," kata Ling sebagaimana dilansir The Straits Times, Rabu (17/11).
Ling mengatakan pada periode Januari-Oktober NODX sudah tumbuh 10,6%, sekitar dua kali lipat dari pertumbuhan tahun lalu.
Permintaan yang tinggi datang dari China, yang menunjukkan pemulihan ekonomi Negeri Tiongkok masih terus berlanjut.
"Ekspansi ekspor di bulan Oktober berkat tingginya permintaan dari China, Malaysia dan Taiwan yang menunjukkan pemulihan ekonomi regional masih berlanjut meski belakangan ini mendapat hambatan dari kenaikan kasus virus corona delta," tambah Ling.
Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura lebih dari 100%. Sehingga kenaikan ekspor tentunya akan mendorong kenaikan PDB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
