Simak 7 Kabar dari Emiten, Ada 13 Bank Mini Tambah Modal
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa kemarin di tengah derasnya aksi jual pelaku pasar investor asing.
IHSG kemarin ditutup menguat sebesar 0,53% ke level 6.651,20 dengan nilai transaksi Rp 12,87 triliun. Pelaku pasar asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 349,01 miliar.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu ini (17/11/2021):
1. 13 Bank Mini Geber Tambah Modal, Jadi Bank Digital
Sejumlah emiten bank mini alias bank dengan modal inti Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun sedang ramai-ramai melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.
Selain rights issue, ada juga bank mini yang melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Menurut catatan CNBC Indonesia, setidaknya masih terdapat 13 bank yang saat ini belum memenuhi ketentuan permodalan minimal tersebut, mengacu pada laporan keuangan per kuartal III 2021.
Ketiga belas bank mini tersebut antara lain, PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT Bank Ganesha Tbk (BGTG), PT Bank Jtrust Indonesia Tbk (BCIC), PT Bank Capital Indonesia (BACA), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Selanjutnya, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS), PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU).
2. AKR Corporindo Buka 65-70 SPBU di Tahun 2022
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) berencana menambah puluhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di tahun 2022 mendatang. Hal itu disampaikan oleh Direktur PT AKR Corporindo Suresh Vembu.
Dia mengatakan, AKR memiliki dua jenis bisnis, yakni penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di 130 titik di Indonesia dan bisnis joint venture (JV) dengan British Petroleum (BP).
Dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Selasa, (16/11/2021), Suresh bilang kalau fokus bisnis SPBU AKRA di daerah Jabodetabek, Surabaya, dan jalan tol. Ke depan dia menyebut akan lebih banyak lagi outlet bisnis Dealer Own Dealer Operate (DODO).
"Kami usahakan buka sekitar 35-40 lokasi lagi di 2022, mungkin sampai 65-70 lokasi sebelum akhir 2022," lanjutnya.
3.Saham Mitratel Sudah Bisa Dipesan Loh Lewat e-IPO!
Masa penawaran umum saham PT Dayamitra Telekomunikasi TbkatauMitratel telah dimulai, Selasa (16/11/2021) dan akan berakhir pada Kamis (18/11/2021). Pemesanan saham ini bisa dilakukan melalui e-IPO menggunakan akun masing-masing investor.
Jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) ini sebanyak 22.920.512.000 atau setara dengan 27,63% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum dengan.
Harga saham yang ditawarkan senilai Rp 800/saham. Sehingga dari penawaran ini perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 18,33 triliun.
4.Perkuat Modal Rp 3 T, Pemilik Bank Victoria Siap Tambah Modal
PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) bakal merealisasikan rencananya untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/private placement) dengan target dana Rp 121,13 miliar. PT Victoria Investama Tbk (VICO) akan menyerap saham baru yang akan diterbitkan ini.
Dalam keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, dijelaskan bahwa rencana private placement ini akan dilakukan pada Desember 2021.
Hingga saat ini Victoria Investama, yang juga merupakan pemegang saham pengendali Bank Victoria, akan masih belum menetapkan porsi saham yang akan diambil dalam aksi korporasi ini. Saat ini Victoria Investama memiliki saham BVIC sebanyak 43,59%.
Private placement ini dilakukan untuk meningkatkan modal perusahaan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum senilai Rp 2 triliun di akhir tahun nanti. Hingga akhir September 2021 lalu, nilai modal inti perusahaan baru sebesar Rp 1,77 triliun.
(sys/hps)