
Reli 4 Hari hingga Rekor, IHSG Ditutup 'Kehabisan Bensin'!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pascamenguat 4 hari beruntun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan ini dengan koreksi.
Setelah sempat menguat di awal perdagangan dan tembus level all time high (ATH) baru di 6.714 intraday, indeks berbalik arah. Di sesi I perdagangan, IHSG ditutup dengan koreksi 0,35%.
Indeks acuan saham domestik tersebut melanjutkan tren koreksi ke sesi II dan harus finish di zona merah dengan depresiasi 0,60% ke level 6.651,05 hari ini.
Kemarin IHSG ditutup menguat 0,12% ke level 6.691,34 dan menjadi level all time high (ATH), mengalahkan rekor 3 tahun lalu, yakni 19 Februari 2018 di posisi 6.689,29.
Di saat IHSG mengalami koreksi hari ini, sebanyak 212 saham terpantau menguat, 304 saham melemah dan 155 saham stagnan.
Nilai transaksi di pasar saham Tanah Air mencapai Rp 11,64 triliun. Asing net buy di pasar reguler sebesar Rp 39 miliar. Namun asing net sell di pasar negosiasi sebesar Rp 384 miliar, sehingga secara total asing membukukan net sell sebesar Rp 345 miliar di seluruh pasar.
Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan net sell Rp 85,3 miliar dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan net sell sebesar Rp 77,6 miliar.
Tidak seperti biasanya, saham yang paling banyak diborong asing bukanlah saham bank. Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Berkah Beton Sedaya Tbk (BEBS) menjadi dua saham yang paling banyak dikoleksi asing dengan net buy masing-masing sebesar Rp 93 miliar dan Rp 31 miliar.
Saham-saham bank kakap RI kompak rontok. Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ambles 1,73%. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) jatuh 1,78% dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) nyungsep 1,95%.
Hanya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) saja yang koreksinya di bawah 1%. Terpantau saham BBRI melemah 0,71% di akhir perdagangan hari ini.
Ambruknya saham-saham bank dengan kapitalisasi pasar besar turut mengerek turun kinerja IHSG. Maklum bobot saham-saham bank tersebut mencapai lebih dari 10% indeks.
Di sisi lain sentiment eksternal juga kurang nendang. Wall Street semalam ditutup variatif. Hanya indeks Dow Jones yang ambles 0,44%. Sementara itu S&P 500 dan Nasdaq Composite naik masing-masing 0,06% dan 0,52%.
Ancaman seputar inflasi yang tinggi sehingga memicu terjadinya stagflasi di AS dan China juga menimbulkan kecemasan tersendiri di benak investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham