Duh! Saham Big Cap Rontok, IHSG Menjauh dari Rekor Tertinggi

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 12/11/2021 09:50 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,29% tembus level all time high (ATH) ke level 6.710,85. Namun apresiasi IHSG tak berlangsung lama. Selang beberapa menit IHSG langsung balik arah.

Hingga 09.20 WIB, IHSG ambles 0,15% ke level 6.681. Saat IHSG koreksi, terpantau ada 197 saham menguat, 220 melemah dan 190 stagnan.

Anjloknya harga saham-saham bank besar menjadi pendorong utama pembalikan arah indeks. Dari empat bank dengan aset dan kapitalisasi pasar terbesar di RI, hanya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) saja yang berhasil menguat.


Saham emiten holding ultra mikro tersebut naik 0,24%. Sementara itu saham emiten bank pelat merah lain yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) cenderung stagnan tak bergerak.

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok paling parah dengan koreksi lebih dari 1%. Senasib dengan BMRI, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga melorot 0,65%.

Meskipun saham-saham bank besar cenderung terkoreksi, tetapi asing terpantau masih mencatatkan net buy. Pembelian asing di saham BBRI, BMRI dan BBCA jika ditotal secara kumulatif hampir menyentuh Rp30 miliar.

Selain dari sektor perbankan, saham lain yang juga menjadi penggerak IHSG hari ini adalah saham PT Astra International Tbk (ASII). Harga saham ASII terpantau melemah 0,4%. '

Koreksi yang terjadi pada IHSG hari ini sejatinya adalah hal yang wajar. Di sepanjang 4 hari perdagangan terakhir, IHSG konsisten ditutup di zona hijau dengan apresiasi lebih dari 1,5%.

Kenaikan indeks di awal perdagangan menjadi momentum yang tepat untuk para trader merealisasikan cuannya alias profit taking sehingga membuat indeks berbalik arah.

Di sisi lain sentiment eksternal juga kurang nendang. Wall Street semalam ditutup variatif. Hanya indeks Dow Jones yang ambles 0,44%. Sementara itu S&P 500 dan Nasdaq Composite naik masing-masing 0,06% dan 0,52%.

Ancaman seputar inflasi yang tinggi sehingga memicu terjadinya stagflasi di AS dan China juga menimbulkan kecemasan tersendiri di benak investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat