Laut Merah Bank Digital, Begini Terobosan Bank Raksasa RI

Feri Sandria, CNBC Indonesia
11 November 2021 15:50
kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian

Dengan kondisi iklim bisnis yang jauh sudah berbeda dari satu dekade lalu, bank-bank besar mau tidak mau harus bertransformasi akan tetap relevan bagi para nasabah yang kian hari makin terbiasa dengan perkembangan layanan keuangan dan ekonomi digital.

Beberapa pos utama pendapatan seperti pendapatan bunga bersih tidak bisa diandalkan secara maksimal seperti dahulu dan tiap tahun semakin berkurang karena persaingan yang semakin kompetitif.

Jika dilihat dari perolehan marjin bunga bersih alias Net Interest Margin (NIM) bank besar RI, angka tersebut selalu menunjukkan tren penurunan dalam lima tahun terakhir.

Berikut adalah beberapa strategi yang sudah dijalankan oleh bank-bank besar di Indonesia untuk tetap menjaga pangsa pasar nasabah perbankan.

Mendirikan Bank Digital

Melawan hegemoni bank digital yang tumbuh subur, beberapa bank besar di Tanah Air sudah menyiapkan tandingan untuk bertarung di 'arena tinju' ekonomi baru.

Bank BRI memiliki bank digital yang sudah melantai di bursa yakni Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO). Bank BCA memiliki anak usaha yakni PT Bank Digital BCA yang merupakan eks Bank Royal, atau juga dikenal sebagai blu.

Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dikabarkan berencana mengakuisisi 'bank mini' untuk dimasukkan menjadi bagian dari ekosistemnya, yang dirumorkan oleh pasar adalah Bank Mayora Indah (MYOR).

Sebelumnya Bank Mega milik pengusaha Chairul Tanjung (CT), tahun ini juga telah mengakuisisi Bank Harda dan berganti nama menjadi Allo Bank yang disiapkan untuk bergabung dengan ekosistem bisnis milik CT.

Ekosistem SuperApp

Seluruh perbankan besar utama di Indonesia sudah memiliki layanan digital sampai batas tertentu. Akan tetapi Bank Mandiri menjadi bank besar utama yang sangat gencar berinvestasi untuk menggabungkan segala layanan yang ditawarkan perusahaan agar dapat diakses secara mudah secara daring.

Hal ini salah satunya karena Bank Mandiri tidak memiliki 'beban' lebih karena hingga saat ini menyatakan belum memiliki rencana untuk melakukan konversi bank konvensional menjadi bank digital.

Bank Mandiri menilai layanan digital retail bank sepenuhnya dapat melayani seluruh kebutuhan nasabah retail tanpa harus melakukan konversi menjadi bank digital seperti yang ditempuh beberapa bank nasional lainnya.

Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama mengatakan Bank Mandiri sudah bisa dikategorikan sebagai bank digital, jika definisi bank digital tidak termasuk bahwa bank digital adalah bank yang tidak memiliki kantor cabang.

Layanan aplikasi super yang dimaksud adalah produk bernama New Livin' by Mandiri yang oleh manajemen dikatakan mengusung konsep cabang dalam genggaman dengan layanan finansial yang komplit, termasuk integrasi layanan anak perusahaan Mandiri Group dan ekosistem digital lainnya yang dekat dengan nasabah seperti asuransi dan investasi.

Pelayanan Nasabah dengan Mesin Secara Digital

Satu terobosan lain yang juga membantu memudahkan transaksi nasabah adalah adanya pelayanan nasabah (custumer service/CS) yang tidak harus mendatangi kantor cabang. Hal ini dapat mengeliminasi perjalanan tidak perlu atau semrawut keramaian di kantor cabang.

Bank BCA memiliki layanan CS digital yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk beragam transaksi customer service secara self-service dan dapat diakses 24 jam di lokasi-lokasi yang ditentukan. Layanan yang ditawarkan termasuk pergantian kartu dan pendaftaran e-banking.

Mandiri juga memiliki layanan serupa yang bernama CS Machine yang menawarkan solusi dengan proses penggantian kartu debit dan pembukaan rekening secara praktis tanpa harus mengantre di customer service cabang.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular