Oh Rupiah, Dulu Dihantui Resesi kini 'Diteror' Stagflasi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 November 2021 12:45
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih belum mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Rabu (10/11), setelah sebelumnya membukukan penguatan 3 hari beruntun. Rupiah kini "diteror" isu stagflasi yang membuatnya kesulitan menguat.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.240/US$. Setelahnya rupiah melemah hingga 0,14% ke Rp 14.260/US$, sebelum berada di Rp 14.245/US$ pada pukul 12:00 WIB, melemah 0,04% di pasar spot.

Pada tahun 2020 lalu, pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) membuat banyak negara mengalami resesi, termasuk Indonesia. Rupiah pun kesulitan menguat.

Kini setelah terbebas dari resesi, isu stagflasi membuat rupiah lagi-lagi sulit menguat. Maklum saja, sebagai mata uang emerging market, setiap ada masalah di perekonomian global, rupiah menjadi kurang menarik.

Berbeda dengan resesi yang merupakan kontraksi perekonomian dalam dua kuartal berturut-turut, stagflasi terjadi ketika pertumbuhan ekonomi stagnan dibarengi dengan inflasi yang tinggi.

Risiko stagflasi di Indonesia masih kecil, mengingat inflasi yang rendah. Tetapi berbeda dengan negara-negara maju yang mengalami inflasi tinggi, seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, risiko stagflasi cukup besar.

China, juga mengalami hal yang sama. Setelah rilis data inflasi hari ini, risiko stagflasi semakin besar. Pemerintah China hari ini melaporkan inflasi yang dilihat dari consumer price index (CPI) naik 1,5% year-on-year (YoY) di bulan Oktober, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,7% YoY serta dibandingkan hasil polling Reuters terhadap para ekonom yang memprediksi 1,4% YoY.

Yang paling membuat cemas adalah inflasi dari sektor produsen (producer price index/PPI) yang meroket 13,5% YoY, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 10,7%. PPI di bulan Oktober tersebut menjadi yang tertinggi dalam lebih dari 26 tahun terakhir.

Ketika inflasi di produsen tinggi, maka ada risiko inflasi CPI juga akan melesat dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, produsen kemungkinan besar akan menaikkan harga jual produknya.

"Kami khawatir inflasi di sektor produsen akan berdampak pada inflasi konsumen," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

"Risiko terjadinya stagflasi terus meningkat" tambah Zhiwei.

Meski risiko stagflasi di Indonesia masih kecil, tetapi jika hal tersebut terjadi di China maka dampaknya akan terasa ke dalam negeri. Apalagi, Indonesia juga banyak mengimpor dari China.

Rupiah pun sudah mulai kesulitan menguat akibat "teror" stagflasi di negara lain. Meski demikian, bukan berarti peluang rupiah mencetak penguatan 4 hari beruntun tertutup. Di pasar non-deliverable forward (NDF) nilai tukar rupiah siang ini lebih kuat ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan, sehingga membuka peluang untuk berbalik menguat.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIB Kurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.260,00Rp14.226,2
1 BulanRp14.284,00Rp14.273,0
2 BulanRp14.328,00Rp14.301,9
3 BulanRp14.378,00Rp14.369,0
6 BulanRp14.514,00Rp14.511,0
9 BulanRp14.656,00Rp14.649,0
1 TahunRp14.850,00Rp14.814,0
2 TahunRp15.402,30Rp15.407,5

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular