
Saham Batu Bara Rontok Serontok-rontoknya, Gegara Xi Jinping?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara ramai-ramai merosot ke zona merah pada lanjutan sesi I perdagangan hari ini, Rabu (10/11/2021), di tengah harga batu bara yang kembali turun pada perdagangan Selasa kemarin (9/11).
Berikut pelemahan saham batu bara, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.18 WIB.
Resource Alam Indonesia (KKGI), saham -2,68%, ke Rp 290/saham
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), -2,20%, ke Rp 89/saham
Harum Energy (HRUM), -2,11%, ke Rp 8.125/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -2,09%, ke Rp 22.200/saham
ABM Investama (ABMM), -1,99%, ke Rp 1.480/saham
Indika Energy (INDY), -1,69%, ke Rp 1.750/saham
Bumi Resources (BUMI), -1,39%, ke Rp 71/saham
United Tractors (UNTR), -0,98%, ke Rp 22.825/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), -0,91%, ke Rp 545/saham
Prima Andalan Mandiri (MCOL), -0,67%, ke Rp 2.950/saham
Delta Dunia Makmur (DOID), -0,65%, ke Rp 304/saham
Adaro Energy (ADRO), -0,59%, ke Rp 1.695/saham
Bukit Asam (PTBA), -0,37%, ke Rp 2.670/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), -0,27%, ke Rp 3.630/saham
Menurut data di atas, saham KKGI menjadi yang paling ambles, yakni hingga minus 2,68% ke Rp 290/saham. Dengan ini, saham KKGI sudah melemah selama 4 hari beruntun.
Alhasil, dalam sepekan saham KKGI anjlok 10,98% dan dalam sebulan melorot 7,59%.
Kemudian, saham BOSS yang terdepresiasi 2,20% ke Rp 89/saham. Saham BOSS sudah melemah 2,17% dalam sepekan dan merosot 8,16% dalam sebulan belakangan.
Di bawah saham BOSS, ada saham emiten milik pengusaha Kiki Barki, HRUM, yang turun 2,11% ke harga Rp 8.125/saham, setelah naik dalam 2 hari terakhir. Dalam sepekan saham HRUM melesat 7,59%, tetapi dalam sebulan melemah 0,61%.
Saham ITMG juga tercatat tergerus 2,09% ke harga Rp 22.200/saham. Dalam seminggu terakhir, saham ITMG minus 0,22% dan dalam sebulan ambles 15,80%.
Sebelumnya, harga batu bara turun lagi. Selain aksi ambil untung (profit taking), sentimen negatif memang tengah membayangi harga komoditas ini.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup U$ 159,2/ton, anjlok 2,93% dari posisi hari sebelumnya.
Harga batu bara tengah menjalani tren buruk. Dalam sebulan terakhir, harga si batu hitam ambrol 38,17%.
Ada beberapa faktor yang membuat harga batu bara mudah 'terpeleset'. Satu, sebelumnya harga batu bara sudah melonjak gila-gilaan. Rekor harga tertinggi sempat tercipta hampir setiap hari.
Bahkan sejak akhir 2020 (year-to-date), harga batu bara masih membukukan kenaikan 94,74% secara point-to-point. So, tidak heran kalau aksi profit taking akan selalu menghantui.
Kedua, upaya China menekan harga batu bara sepertinya membuahkan hasil. Pemerintahan Presiden Xi Jinping berkomitmen untuk mengendalikan harga batu bara agar tidak membebani dunia usaha dan rumah tangga.
Salah satunya dilakukan dengan menggenjot produksi, yang sempat terganggu akibat banjir dan karantina wilayah (lockdown) di sejumlah wilayah produsen utama.
Rata-rata produksi batu bara Negeri Tirai Bambu pada 1-5 November 2021 adalah 11,66 juta ton/hari. Naik 1,2 juta ton dibandingkan posisi akhir September 2021. Bahkan produksi dalam satu hari sempat berada di 11,93 juta ton.
Ini membuat stok batu bara China semakin 'gemuk'. Akhir pekan lalu, stok di pembangkit listrik berasa di 117 juta ton sementara di pelabuhan ada 5,39 juta ton.
"Dengan kapasitas produksi yang siap ditingkatkan, harga batu bara diperkirakan akan turun dengan stabil," tegas pernyataan tertulis Komite Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Kiamat' Batu Bara di Depan Mata, Fakta Ini Membuktikannya!
