Roundup

Utang Garuda Tembus Rp 128 T, Ping An Mau Masuk ke Bank NOBU?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 November 2021 08:55
garuda indonesia airbus a330-300
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa kemarin (9/11/2021) di tengah pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) dan tekanan jual pelaku pasar asing.

IHSG ditutup menguat sebesar 0,57% ke level 6.669,92 poin dengan nilai transaksi Rp 14,05 triliun. Pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 1,38 triliun.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Rabu (10/11/2021):

1.Utang Garuda Rp128 T, Wamen BUMN: Secara Teknis Bangkrut!

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjabarkan kondisi keuangan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dalam Rapat Kerja Menteri BUMN dengan Komisi VI, Selasa siang (9/11/2021).

Dalam paparannya, disebutkan kondisi Garuda sebetulnya secara teknikal bangkrut alias technically bankrupt. Hal ini lantaran ekuitas Garuda sudah negatif hingga US$ 2,8 miliar atau setara dengan Rp 40 triliun (kurs Rp 14.200/US$).

Pandemi memperburuk kondisi Garuda Indonesia dengan tambahan utang US$ 100-150 juta atau Rp 1,5-2 triliun setiap bulannya," tulis slide presentasi Tiko, sapaan akrab, Wamen BUMN Kartika, dikutip dari kanal Youtube resmi DPR.

Dalam presentasinya yang disiarkan secara langsung, mantan Dirut Bank Mandiri ini menjabarkan kondisi terkini Garuda Indonesia di mana aset saat ini (tidak disebutkan periodenya), mencapai US$ 6,93 miliar atau sekitar Rp 99 triliun, sementara liabilitas (kewajiban, termasuk utang) mencapai US$ 9,76 miliar atau setara Rp 140 triliun. Dengan demikian ada ekuitas negatif US$ 2,8 miliar.

2.KB Bukopin Bakal Rights Issue, KB Kookmin Jadi Standby Buyer

PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) akan segera merealisasikan Penawaran Umum Terbatas Keenam (PUT VI) untuk penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Bank Bukopin juga telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (8/11/2021) terkait aksi korporasi rights issue ini.

Selain itu, KB Kookmin sebagai pemegang saham utama BBKP juga menyatakan siap untuk menjadi pembeli siaga pada PUT ini.

President Director KB Bukopin Chang Su Choi, mengatakan apresiasinya dan berterima kasih kepada para pemegang saham dan regulator yang mendukung sejak proses awal dalam penambahan, modal hingga memperoleh pernyataan efektif dari OJK. Dengan penambahan modal ini, KB Bukopin optimistis bisa semakin mengembangkan bisnis dan mengatasi berbagai tantangan ke depannya.

3.3.631 Pinjol Ilegal Diberangus OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat masih banyaknya perusahaan pinjaman online (pinjol) ilegal yang meresahkan masyarakat.

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK, Riswinandi, sejak tahun 2018, OJK telah menindak sebanyak 3.631 pinjol ilegal

Riswinandi menjelaskan, fenomena masih menjamurnya pinjol ilegal ini disebabkan karena tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia masih rendah yakni sebesar 38,03 persen atau setengah dari indeks inklusi keuangan sebesar 76,19 persen.

Dengan kata lain, setengah dari masyarakat kita yang memiliki akses kepada produk keuangan belum paham mengenai produk keuangannya itu sendiri.

"Akibatnya, banyak sebagian dari masyarakat tersebut masuk ke dalam jebakan pinjol illegal dan harus men anggung beban, bahkan mendapat perlakuan yang mengarah kepada tindakan pidana," ungkap Riswinandi, dalam webinar, Selasa (9/11/2021).

4.Dicaplok Emtek, Bank Fama Batal IPO Tahun Ini

PT Bank Fama menunda rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), di pasar modal domestik. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, Bank Fama tidak masuk dalam pipeline pencatatan saham BEI pada tahun ini.

Padahal, sebelumnya manajemen Bank Fama sudah menyampaikan prospektus e-IPO di laman bursa meskipun akhirnya statusnya dibatalkan. Bank Fama sebelumnya menawarkan sebanyak 13,12 juta lot saham dengan harga yang ditawarkan Rp 298 per saham sampai dengan Rp 328 per saham.

"Saat ini, Bank Fama tidak berada dalam pipeline pencatatan saham BEI. Bank Fama menyampaikan surat penundaan rencana penawaran umum perdana saham pada tanggal 29 Desember 2020 lalu," kata Nyoman, kepada awak media, Selasa (9/11/2021).

NEXT: Simak Kabar Emiten Lainnya

5.Ping An Mau Masuk, Begini Penjelasan Bank Nobu

Perusahaan raksasa keuangan asal China, Ping An Insurance Company of China Ltd (Ping An), dikabarkan akan menjadi investor baru di emiten bank yang terafiliasi dengan Grup Lippo, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU).

Menurut kabar yang berhembus di kalangan pelaku pasar, Ping An akan masuk menjadi investor NOBU melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang dilaksanakan Bank Nobu.

Mengenai rencana masuknya Pin An, Corporate Secretary & Investor Relation NOBU, Mario Satrio membeberkan belum mengetahui mengenai rencana strategis tersebut.

"Hingga saat ini kami tidak mengetahui sama sekali terkait rencana tersebut," kata Mario, kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/11/2021).

6.MI Kok Lepas Saham Bukalapak, Ada Apa Nih?

Manajer Investasi (MI) mulai melepas saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebagai aset dasar (underlying asset) produk reksa dana. Saham BUKA terpantau sempat masuk dalam 10 besar underlying aset reksa dana sejumlah MI.

Head of Business Development Division PT Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengakui telah melakukan pengurangan portofolionya di saham BUKA dan mengalihkannya ke saham lain. Salah satu penyebabnya adalah harga sahamnya yang terus mengalami penurunan sejak penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Agustus lalu.

Penurunan harga saham ini terjadi karena valuasi yang ditawarkan atas saham BUKA cukup mahal dengan price to earning ratio (PER) di atas 20 kali.

7.Kinerja Masih Merah, tapi Alam Sutera Berhasil Pangkas Rugi

Perusahaan properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencatatkan penurunan nilai kerugian yang signifikan menjadi senilai Rp 138,95 miliar pada akhir September 2021 lalu. Turun drastis dari kerugian yang dibukukan perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 1,004 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai rugi per saham juga turun menjadi Rp 7,07 dari sebelumnya rugi Rp 51,10/saham.

Penurunan kerugian ini sejalan dengan meningkatnya pendapatan perusahaan menjadi Rp 1,77 triliun atau tumbuh 60,42% secara tahunan (year on year/YoY) dari akhir kuartal ketiga tahun lalu yang senilai Rp 1,10 triliun.

8.Gak Ada Lagi Cuan Jual Menara, Laba XL Anjlok 51% Jadi Rp 1 T

Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan laba bersih Rp 1,02 triliun sepanjang 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2021 (Q3).

Laba ini turun signifikan sebesar 51,01% dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,07 triliun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham juga ikut terseret turun menjadi Rp 95 dari sebelumnya Rp 194.

Laba bersih ini turun kendati pendapatan emiten milik Axiata Berhad Malaysia ini naik tipis 0,73% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 19,80 triliun. Sedangkan pada akhir September 2020 pendapatan perusahaan sebesar Rp 19,65 triliun.

9.Diam-diam, Kaesang GK Hebat Caplok 8% Saham Emiten Udang PMMP

Emiten pengolahan udang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) mengumumkan bahwa perusahaan telah menandatangani perjanjian kerja sama strategis dan perjanjian jual beli saham dengan PT Harapan Bangsa Kita alias GK Hebat, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang akselerasi bisnis pengolahan makanan dan minuman.

GK Hebat adalah perusahaan induk yang berkantor di Generali Tower, Jakarta Selatan, yang membawahi sejumlah bisnis di antaranya Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, Siap Mas, Let's Toast, dan Enigma Camp.

Perusahaan ini dibentuk oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), bersama dengan mitranya yakni Anthony Pradiptya, putra dari mantan petinggi Grup Sinarmas Gandi Sulistiyanto yang kini menjadi Dubes RI di Korea Selatan.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular