
Siap Dilego Elon Musk, Saham Tesla Ambruk 7%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos perusahaan mobil listrik Tesla Inc Elon Musk kembali membuat kontroversi di media sosial twitternya minggu lalu. Musk, begitu biasa sapaannya, membuat jajak pendapat di twitter tentang haruskah ia menjual opsi sahamnya yang akan kadaluwarsa Agustus tahun depan.
Poling tersebut mendapatkan banyak respons dari pengikutnya yang mencapai lebih dari 62 juta. Mayoritas yang ikut voting memilih opsi agar Musk menjual kepemilikan opsi sahamnya sebanyak kurang lebih 10%.
Sebagai informasi, sebagai CEO Tesla pria kelahiran Afrika Selatan tersebut tidak mendapatkan kompensasi apapun dalam bentuk uang tunai melainkan dengan saham yang diberikan pada 2012 silam sebanyak 22,8 juta dengan strike price di US$ 6,24/saham.
Akhir pekan lalu pada Jumat (5/11) harga saham Tesla ditutup di US$ 1.222/saham. Artinya total nilai saham Tesla yang dipegang Elon Musk hampir setara dengan US$ 28 miliar atau sebesar Rp 397 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300/US$.
Musk sendiri saat konferensi pers September lalu mengatakan bakal menjual sahamnya tersebut di kuartal IV tahun ini. Terlepas dari hasil jajak pendapat tersebut Musk memang harus menjual sahamnya karena ada pajak jumbo yang menanti dirinya.
Total pajak yang dikenakan atas aset investasi Musk tersebut mencapai 54,1%. Artinya Musk harus membayar lebih dari US$ 15 miliar.
Orang paling tajir di muka bumi tersebut memang belum mengumumkan berapa besaran pajak yang harus diterimanya. Namun dia mencuit di akun twitternya, jika selama ini ia tak mendapatkan gaji atau bonus.
Hal yang ia miliki hanyalah saham. Sehingga salah satu cara untuk dia membayar pajak adalah dengan menjual sahamnya. Permasalahnnya jika Elon Musk menjual saham tersebut maka suplai di pasar akan melimpah. Sehingga akan membuat harga saham perusahaan mobil listrik itu turun.
Semalam pada pembukaan bursa Wall Street, saham Tesla sempat anjlok lebih dari US$ 89 atau ambles nyaris 7,2%.
Sejatinya bukan hanya kali ini Musk berulah melalui cuitanya. Sebelumnya sang CEO pernah mencuit bahwa harga saham Tesla terlalu mahal yang akhirnya membuat harga sahamnya dibuka ambruk keesokan harinya.
Meskipun ambles, saham Tesla sejatinya sudah melesat lebih dari 50% dalam satu bulan terakhir. Kenaikan tersebut merespons kabar bahwa Hertz selaku perusahaan rental kendaraan memesan 100 ribu unit Tesla model 3.
Lebih jauh lagi, nilai kapitalisasi pasar saham Tesla sudah naik 73% sejak awal tahun ini. Sejatinya saham Tesla baru mencatatkan kenaikan signifikan di tahun 2020 ketika saham-saham teknologi mengalami reli. Dalam lima tahun terakhir harga saham Tesla telah naik 3.100%.
Cuan dari saham Tesla lebih fantastis lagi jika seorang investor membelinya 10 tahun silam di harga US$ 6,41/saham, yang artinya tak jauh berbeda dengan harga strike opsi saham Elon Musk. Return yang diberikan mencapai 18.812%.
Dengan kenaikan harga saham yang fantastis tersebut wajar saja jike Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia. Sebagai informasi, kini nilai kapitalisasi pasar Tesla mencapai US$ 1,21 triliun. Lebih besar dari produsen mobil kawakan seperti Toyota dan output perekonomian RI (PDB harga konstan) selama satu tahun.
Berdasarkan data dari Refinitiv, Elon Musk sendiri tercatat memiliki 170,49 juta saham Tesla atau setara dengan 17,22%. Artinya kekayaan Elon Musk mencapai US$ 200 miliar dari kepemilikannya di saham Tesla (on paper).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berlipat-Lipat, Laba Tesla 'Terbang' Sampai Rp 16 T