Awal Pekan Bursa Asia Mixed! Nikkei Anyep, IHSG Melesat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 08/11/2021 17:00 WIB
Foto: Bursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (8/11/2021), setelah investor merespons beragam dari data ekspor China periode Oktober yang dirilis pada akhir pekan lalu.

Indeks Shanghai Composite China ditutup menguat 0,2% ke level 3.498,63, Straits Times Singapura melesat 0,66% ke 3.263,90, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 0,77% ke 6.632,297.

Sedangkan untuk indeks Nikkei Jepang berakhir melemah 0,35% ke level 29.507,05, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,43% ke 24.763,77, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,31% ke 2.960,20.


Dari China, pemerintah setempat pada Minggu (7/11/2021) melaporkan data ekspor pada periode Oktober 2021 sebesar 27,1% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih lambat dari September lalu sebesar 28,1%.

Meskipun melambat, namun angka ekspor China pada Oktober masih lebih baik dari prediksi analis dalam survei Reuters yang memperkirakan ekspor Negeri Panda melambat menjadi 24.5%.

Hal ini karena meningkatnya permintaan (demand) global jelang liburan musim dingin, meredanya krisis listrik, dan meningkatnya rantai pasokan yang sebelumnya sempat terganggu oleh pandemi virus corona (Covid-19).

"Ekspor yang kuat membantu mengurangi pelemahan ekonomi domestik, tetapi kami pikir itu tidak mungkin untuk mengembalikan tren. Kami tetap memperkirakan pertumbuhan PDB China masih melambat di kuartal IV-2021," kata Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, dikutip dari Reuters.

Masih dari China, sentimen positif datang dari komoditas batu bara, di mana otoritas setempat melaporkan impor batu bara melonjak nyaris dua kali lipat pada Oktober, yakni sebesar 26,9 juta ton, atau melesat 96,2% secara tahunan dan 18,2% secara bulanan.

Sebelumnya pada akhir perdagangan pekan lalu, harga energi seperti minyak, batu bara dan gas alam global naik cukup signifikan. Penyebabnya masih sama, kecemasan investor akan supply dan demand gap di pasar yang belum mereda.

Namun di Hong Kong, pasar sahamnya terpantau melemah pada hari ini, terseret oleh saham raksasa teknologi dan saham healtcare.

Indeks Hang Seng Tech ambles 1,3%. Konstituen dengan indeks teknologi Hang Seng, saham Alibaba Group dan Meituan ambruk masing-masing 1,6% dan 2%.

Sementara Sub-indeks perawatan kesehatan tergelincir hingga 3%, terbebani oleh saham terkait vaksin Covid-19.

Cansino Biologics Inc, salah satu pembuat vaksin Covid-19 di China, merosot lebih dari 17%, setelah perusahaan produsen vaksin Covid-19 asal Amerika Serikat, Pfizer Inc. mengatakan bahwa obat antivirus eksperimentalnya yang digunakan untuk mengobati gejala Covid-19 menunjukkan 89% kemungkinan mengurangi angka rawat inap atau kematian untuk orang dewasa yang berisiko penyakit parah.

Sementara itu dari AS, harga kontrak berjangka (futures) indeks saham AS cenderung stagnan pada perdagangan hari ini setelah bursa saham Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi barunya pada Jumat (5/11/2021) pekan lalu.

Positifnya Wall Street pada akhir pekan lalu terjadi setelah investor merespons positif dari laporan pekerjaan Oktober yang lebih baik dari perkiraan.

Data slip gaji karyawan swasta (di luar sektor pertanian) tercatat 531.000 atau naik 450.000 sepanjang Oktober. Ekonomi AS pada September mempekerjakan 194.000 tenaga kerja baru, atau jauh di bawah proyeksi analis yang sebelumnya memprediksi angka 500.000.

Pada pekan ini, investor menantikan rilis data inflasi baru di AS. Indeks harga produsen (producer price index/PPI) dan indeks harga konsumen (IHK) dijadwalkan rilis pada Selasa dan Rabu mendatang. Para ekonom memperkirakan kedua angka inflasi Negeri Paman Sam akan memanas pada Oktober lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"