
Grup Northstar Kian Ekspansif, Caplok Tambang Tembaga Rp710 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pertambangan batu bara dari Grup Northstar milik Patrick Walujo dan Glenn Sugita, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) bakal mengambilalih 51% saham Indokal Limited dari Asiamet Resources Limited.
Nilai pengambilalihan saham ini mencapai US$ 50 juta atau setara dengan Rp 710 miliar, asumsi kurs Rp 14.200/US$, yang akan dibayarkan secara bertahap melalui suntikan modal dan lainnya ke proyek milik Indolokal.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Asiamet, keduanya telah menandatangani Heads of Agreement (HoA) untuk proses tersebut. HoA ini akan berlaku hingga 90 hari ke depan sejak penandatanganan dilakukan pada 3 November 2021 lalu.
"Tunduk pada pemenuhan persyaratan utama, preseden DOID akan memperoleh 51% interes dari anak perusahaan Asiamet yang sepenuhnya dimiliki, Indokal Limited (Indokal) dengan memberikan kontribusi US$ 50 juta untuk pengembangan tambang BKM [BKM Copper Project] melalui serangkaian pembayaran tunai dan pengeluaran barang (Usulan Transaksi)," tulis pengumuman tersebut, dikutip Senin (8/11/2021).
Saat ini, Indolokal memiliki kontrak karya Kalimantan Surya Kencana (KK KSK) termasuk Proyek Tembaga BKM (BKM) yang berlokasi di Kalimantan Tengah.
Presiden Direktur Delta Dunia Makmur Ronald Sutardja mengatakan Asiamet menjadi peluang strategis bagi perusahaan untuk masuk ke bisnis pertambangan tembaga. Ini merupakan bagian dari usaha perusahaan untuk mendiversifikasi bisnisnya di luar layanan kontrak penambangan.
"BKM adalah proyek yang menarik dengan ekonomi yang kuat dan memiliki jalur pembangunan yang jelas. Tim manajemen Asiamet berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang patut ditiru dalam mengembangkan proyek mineral," kata Ronald.
Executive Chairman Asiamet Resources Tony Manini mengatakan transaksi ini menetapkan jalur yang jelas untuk pembiayaan dan pengembangan proyek tembaga BKM dan Kontrak Karya KSK yang lebih luas.
"Perusahaan sekarang akan bekerja secara eksklusif dengan DOID untuk menyelesaikan uji tuntas yang diperlukan dan dokumentasi yang mengikat untuk persetujuan pemegang saham," kata dia.
Bentuk transaksi yang diusulkan dalam HoA tersebut mencapai US$ dalam empat tranche.
Pertama, setelah penandatanganan Binding Agreement, DOID akan membayarkan US$ 10 juta atau setara Rp 142 miliar secara tunai untuk menyelesaikan pekerjaan rekayasa nilai dan memperluas inventaris mineral dan umur tambang melalui pengeboran perluasan cadangan.
Kedua, sebesar US$ 10 juta, dibayar tunai untuk melakukan pekerjaan Front End Engineering Design.
Ketiga, senilai US$ 20 juta atau Rp 284 miliar, baik dalam bentuk tunai atau dalam bentuk barang untuk pekerjaan konstruksi teknik sipil dan tambang.
Keempat, sebesar US$ 10 juta, disetorkan untuk modal jangka panjang.
"Setelah menyelesaikan pendapatan bertahap ke Kontrak Karya KSK (Tranches 1-4), DOID akan memiliki 51% kepentingan efektif dalam proyek tersebut."
Untuk diketahui, DOID merupakan pemegang saham Asiamet sebesar 15,36%, di mana Asiamet adalah perusahaan tambang Australia yang tercatat di London Stock Exchange (LSE) dengan kode saham ARS.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Makin Tajir! Cek 10 Saham Cuan Patrick Walujo & Glenn Sugita
