Awal Pekan Ceria, IHSG Tembus Lagi 6.600! BCA-BRI Diborong

Putra, CNBC Indonesia
08 November 2021 09:18
foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,27% ke level 6.599,41 mengawali perdagangan pekan ini, Senin (8/11/2021).

Pada 09.12 WIB IHSG terpantau masih menguat dengan apresiasi sebesar 0,29% dan berada di level 6.600,12. Nilai transaksi mencapai Rp 758 miliar. Asing terpantau membukukan beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 13,75 miliar.

Data perdagangan mencatat, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 18,2 miliar dan Rp 3,1 miliar.

Sementara asing paling banyak melepas saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan net sell mencapai Rp 8,9 miliar dan Rp 3,2 miliar.

Beberapa sentimen yang menjadi penggerak pasar hari ini adalah pelaku pasar juga masih perlu mencermati perkembangan kasus gagal bayar surat utang emiten properti di China.

Otoritas Bursa setempat memutuskan untuk menghentikan perdagangan saham developer properti Kaisa Holdings akibat gagal bayarnya kupon obligasi ke investor lokal.

Berdasarkan catatan Reuters, Kaisa memiliki utang sebesar US$ 3,2 miliar yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan mendatang.

Sementara itu dalam waktu dekat Kaisa memiliki utang senilai US$ 400 juta yang jatuh tempo pada 7 Desember nanti. Ditambah lagi Kaisa juga memiliki kewajiban untuk membayar kupon senilai US$ 59 juta pada pekan depan tepatnya pada 11 November 2021.

Dari pasar komoditas, harga energi seperti minyak, batu bara dan gas alam naik cukup signifikan di akhir perdagangan minggu ini. Penyebabnya masih sama, kecemasan investor akan supply and demand gap di pasar yang belum mereda.

Harga komoditas terutama yang masih tetap tinggi dikhawatirkan bakal memicu inflasi akan tetap berada di atas level sasaran target bank sentral hingga 2022.

Dalam jangka pendek, kenaikan harga komoditas terutama batu bara yang melesat 10% lebih sepekan dapat membuat harga saham-saham emiten tambang batu hitam dalam negeri mendapatkan tenaga untuk menguat.

Meskipun ketakutan akan inflasi dan bahkan stagflasi masih menghantui pasar, harga saham dan obligasi pemerintah AS masih lanjut naik. Di akhir perdagangan Jumat (5/11), tiga indeks saham Paman Sam kompak menguat lebih dari 0,2%.

Sementara itu yield obligasi pemerintahnya drop 7 bps ke level 1,45%. Sebagai informasi penurunan yield mengindikasikan bahwa harga mengalami kenaikan.

Kenaikan harga aset keuangan AS bisa menjadi katalis positif untuk aset finansial dalam negeri. Namun hal ini cenderung bersifat temporer saja.

Terakhir, faktor yang perlu diperhitungkan investor adalah perkembangan pandemi. Di dalam negeri kondisi pandemi terus membaik. Tren kasus infeksi harian konsisten di bawah angka 1.000 dan di minggu ini saja tambahan kasus baru turun 5,4%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular