
IHSG Mengecewakan, tapi Saham KLBF & BBCA Diborong Asing

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Jumat (5/11/2021) akhir pekan ini, karena investor cenderung merespons negatif dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup turun tipis 0,07% ke level 6.581,785. Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG sempat dibuka menguat. Namun selang sekitar 30 menit setelah dibuka, IHSG langsung berbalik arah ke zona merah hingga penutupan perdagangan hari ini.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali naik menjadi Rp 12,3 triliun. Sebanyak 206 saham naik, 301 saham turun, dan 164 lainnya mendatar. Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 55 miliar di pasar reguler.
Asing tercatat masih mengoleksi saham emiten farmasi yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) hingga hari ini, di mana asing juga masih memborong saham KLBF dalam jumlah yang cukup besar yakni sebesar Rp 163 miliar.
Selain itu, asing juga mengoleksi dua saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) pada hari ini, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Asing juga mengoleksi saham emiten media PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), saham emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan saham perbankan BUMN PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Berikut saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini.
![]() |
Sedangkan dari penjualan bersih, asing kembali melepas dua saham big cap pada hari ini, yakni PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Selain melepas dua saham big cap, asing juga melepas saham e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), saham emiten menara telekomunikasi Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), saham emiten pertambangan batu bara dan nikel PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan saham emiten konsumer PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
![]() |
IHSG gagal mempertahankan penguatannya karena investor cenderung merespons negatif dari data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2021.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi RI tumbuh 3,51% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2021, lebih rendah dari median proyeksi pasar yang dihimpun CNBC Indonesia di 3,61% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan tersebut dipicu oleh adanya pengetatan aktivitas masyarakat akibat serangan gelombang kedua virus corona (Covid-19) yang terjadi di bulan Juli-Agustus lalu. Hal tersebut tercermin dari penurunan mobilitas publik di berbagai tempat.
Dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat terhadap sektor manufaktur jelas terasa. Di bulan Juli dan Agustus saja, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur Indonesia tercatat mengalami kontraksi. Artinya pembacaan angka PMI berada di bawah 50.
Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga ambles ke bawah 100 yang mengindikasikan sikap konsumen yang pesimis. Indeks Penjualan Riil yang mencerminkan sektor ritel di kuartal III juga menurun.
Selain karena data ekonomi RI yang mengecewakan, koreksi IHSG juga disebabkan oleh aspek psikologis pasar. Dalam 2 hari terakhir, indeks sudah menguat lebih dari 1% dan kembali ke level psikologis di atas 6.500. Adanya kenaikan ini membuka ruang untuk terjadinya aksi ambil untung (profit taking) yang bisa membuat indeks terbebani.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT