Perekonomian Masih Kuat, Dolar Singapura Tembus Rp 10.640/SG$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 November 2021 15:43
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat lagi melawan rupiah pada perdagangan Jumat (5/11), hingga mencapai level tertinggi dalam 2 bulan terakhir. Perekonomian Singapura yang masih kuat meski mengalami lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) membuat mata uangnya terus menanjak.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura siang ini menguat 0,33% ke Rp 10,639,79/SG$ di pasar spot. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 3 September lalu.

Data dari Singapura hari ini menunjukkan penjualan ritel di bulan September tumbuh 6% dari bulan sebelumnya (month-on-month/MoM). Sementara jika dilihat dari September 2020 atau year-on-year (YoY) penjualan ritel melesat 6,6%. Sementara di bulan Agustus lalu, penjualan ritel turun 0,6% MoM dan 2,8% YoY.

Kenaikan tersebut memang sudah diprediksi, tetapi mampu melesat tinggi menjadi mengejutkan mengejutkan, sebab kasus Covid-19 mulai menanjak di Singapura sejak awal September, hingga mencapai puncaknya di akhir Oktober lalu. Kini pun, penambahan kasus harian masih cukup tinggi.

Ekonomi yang disurvei Bloomberg sebelumnya memperkirakan penjualan ritel akan tumbuh 2,2% YoY, sebagaimana diwartakan The Straits Times.

Sementara itu dari dalam negeri, Badan pusat Statistik (BPS) pagi ini melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 tumbuh 3,51% (year-on-year/yoy), melambat jauh dari kuartal sebelumnya 7.07% yoy.

Rilis tersebut di bawah median proyeksi pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan PDB pada kuartal III-2021 tumbuh 3,61% yoy.

Pengetatan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat gelombang kedua pandemi penyakit virus corona (Covid-19) menjadi pemicu pelambatan ekonomi tersebut.

Sementara itu Cadangan devisa (cadev) Indonesia akhirnya mengalami penurunan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam dua bulan beruntun. Bank Indonesia (BI) hari ini melaporkan cadangan devisa pada akhir Oktober turun US$ 1,4 miliar ke US$ 145,5 miliar.

Menurut BI, penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2021 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular