Baca 9 Kabar Ini, Penting untuk Cari Cuan Jelang Akhir Pekan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 November 2021 08:28
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten sudah merencanakan fokus bisnisnya dalam beberapa tahun ke depan. Emiten lainnya juga baru melakukan kerja sama untuk mendukung kinerjanya ke depan

CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa emiten pada perdagangan kemarin, Kamis (4/11/2021), untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini Jumat (6/11/2021) dibuka.

1. Taipan RI Berharta Rp 95 T Ini Lepas Anak Usaha di Sri Lanka

Perusahaan emiten baku industri tekstil, PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) yang dimiliki taipan Sri Prakash Lohia, menjual entitas anak tidak langsung di Sri Lanka.

Corporate Secretary INDR, Arun Dalmia menyampaikan, perseroan melepas kepemilikan 100 saham di Isin Lanka Pte Ltd. Perusahaan ini sebelumnya seluruh sahamnya dimiliki oleh perusahaan sebagai entitas anak usaha tidak langsung.

Transaksi penjualan ini dilakukan melalui IRS Global Pte Ltd (IRSG), anak perusahaan tidak langsung yang dimiliki sepenuhnya oleh INDR. Penjualan ini dilakukan via perjanjian jual beli pada 2 November 2021 untuk menjual 100% kepemilikan saham di ISL kepada Sri Isin Ceylon Pte Ltd dengan nilai transaksi US$ 2,80 juta atau sekitar Rp 39,90 miliar.

2. Utangnya Rp 54 T, Waskita Jual Semua Jalan Tol Sampai 2025

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyebutkan akan mendivestasikan seluruh aset jalan tolnya hingga 2025 mendatang, lantaran pembangunan tol ini menimbulkan beban utang yang besar bagi perusahaan. Utang yang ditimbulkan oleh investasi jalan tol ini setidaknya mencapai Rp 53 triliun-Rp 54 triliun.

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, mengatakan divestasi ini menjadi langkah perusahaan untuk dekonsolidasi beban utang yang tinggi ini.

"Intinya Waskita terbebani pinjaman investasi jalan tol, jadi dalam gambar kami ruas tol itu harus dilepas untuk kembalikan pinjaman tersebut. Dalam rencana kami memang demikian untuk bisa mengurangi atau selesaikan beban itu, ini yang dalam proses perjalanannya akan kita lihat tapi harapannya terus divestasi," kata Destiawan dalam konferensi pers, Kamis (4/11/2021).

3. Modal SWF Jokowi Rp 75 T, Resmi Pegang Saham BRI & Mandiri

Pemerintah telah menambahkan modal kepada dana abadi Indonesia atau sovereign wealth fund (SWF) bernama Indonesia Investment Authority (INA) senilai Rp 60 triliun.

Dengan demikian, saat ini total modal yang dimiliki oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) INA ini telah mencapai Rp 75 triliun, sesuai dengan komitmen awal pemerintah.

Penambahan modal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 110/2021 yang diteken Jokowi pada 29 Oktober 2021.

4. Harga Rights Issue Eks Bank Century Rp 330, Bidik Rp 1,5 T

PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC), eks Bank Century dan Bank Mutiara, sudah menetapkan harga pelaksanaan aksi korporasi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue yakni Rp 330/saham.

Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4.545.504.522 saham Seri C dengan nilai nominal Rp100 per saham yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau 45,40% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Saham-saham tersebut akan ditawarkan melalui Penawaran Umum Terbatas - Tahun 2021 (PUT- 2021).

5. Emiten Produsen Ban Lo Kheng Hong Cetak Laba Rp 19,34 M di Q3

Emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 19,34 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Perolehan tersebut berkebalikan dari periode yang sebelumnya rugi sebesar Rp 112,57 miliar.

Hal ini menyebabkan nilai laba per saham dasar perseroan menjadi Rp 5,55 per saham dari sebelumnya minus Rp 32,31 per saham.

6. Fokus ke Domestik, Garuda Gandeng Emirates Rute Internasional

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan Emirates, maskapai penerbangan Uni Emirate Arab melakukan kerja sama 'code sharing' untuk memastikan rute penerbangan internasional milik Garuda tetap ada. Maskapai penerbangan nasional ini akan berfokus pada rute penerbangan domestik.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ini merupakan bagian dari upaya pemulihan bisnis Garuda, di samping restrukturisasi yang tengah dilakukan saat ini.

"Kerjasama 'code sharing' dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, maka Garuda masih memiliki 'value' di mata pelanggannya. Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik," kata Erick dalam siaran persnya, Kamis (4/11/2021).

7. Penjelasan Lengkap Adaro Soal Ikut-ikutan Bisnis PCR

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akhirnya buka suara terkait tudingan bahwa perusahaan bermain di bisnis test Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 di bawah PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) dan ikut mendulang keuntungan dari bisnis ini.

Febriati Nadira, Head of Corporate Communication Adaro, mengatakan bahwa GSI Lab merupakan inisiasi dari Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) bersama dengan beberapa perusahaan dan yayasan binaan sejumlah perusahaan terkemuka nasional.

Dia menegaskan, ini dibangun tanpa niat mencari keuntungan bisnis.

8. Gandeng Abu Dhabi, Smartfren Kembangkan Data Center 1.000 MW

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan yang bergerak di bidang Artificial Intelligence (AI) dan Cloud Computing asal Abu Dhabi, Group 42 (G42) serta mitra lokal asal Indonesia, PT Amara Padma Sehati (APS).

Nantinya, APS akan berperan sebagai salah satu rekanan lokal yang memiliki kekuatan dalam ekosistem bisnis dan teknologi untuk menyelenggarakan pusat data berkapasitas 1000 MegaWatt (MW) di Indonesia.

Chairman & CEO, Sinar Mas Telecommunications & Technology Franky Oesman Widjaja, mengatakan Smartfren memahami pentingnya pusat data sebagai tulang punggung perkembangan industri digital di Indonesia. Kehadiran pusat data juga penting untuk menjaga kedaulatan data nasional, serta selaras dengan upaya pemerintah.

9. Top! Gunung Raja Paksi Beli 10.000 Ton Kredit Karbon

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menjadi pabrik baja pertama di Indonesia dan salah satu yang pertama di Asia melakukan pembelian kredit karbon.

Emiten dengan ticker GGRP ini melakukan pembelian melalui Gunung Capital dan dilakukan dengan pembelian carbon offset dari Climate Impact X (CIX), yang merupakan pasar pertukaran kredit karbon global sekaligus pemimpin lelang.

Presiden Direktur PT GRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, mengatakan keterlibatan GRP dalam pembelian kredit karbon melalui lelang tersebut menjadi bukti penanganan perubahan iklim dan ESG dari perusahaan.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular