
Tambang Nikel 'Syahrini-BCL' Cetak Laba Q3, Ini Pemicunya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) telah melaporkan kinerja keuangan per 30 September atau kuartal III 2021 dengan hasil yang positif.
Menurut laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih PAM Mineral tercatat naik 74,62% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 23,68 miliar hingga akhir triwulan ketiga tahun ini, dari laba bersih Rp 13,56 miliar pada periode yang sama tahun 2020.
Seiring dengan meningkatnya laba bersih, pendapatan dan penjualan PAM Mineral pun tumbuh 26,80% secara tahunan dari Rp 178,25 miliar pada kuartal ketiga 2020, menjadi sebesar Rp 226,02 miliar pada kuartal ketiga tahun ini.
Adapun keseluruhan penjualan perusahaan didapatkan dari pos penjualan kepada pihak ketiga. Dalam penjelasan di laporan keuangan NICL, penjualan nikel untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni 2021 merupakan penjualan kepada PT Kyara Sukses Mandiri.
Di tengah tumbuhnya penjualan perusahaan, beban pokok penjualan pun membengkak menjadi Rp 172,48 miliar hingga akhir September 2021. Angka tersebut bertambah 20,68% dari posisi kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp 142,92 miliar.
Kemudian, total aset perusahaan per akhir triwulan ketiga tahun ini mencapai Rp 382,42 miliar, meningkat dari total aset akhir Desember 2020 sebesar Rp 189,71 miliar.
Sementara, total liabilitas dan ekuitas (defisiensi modal) NICL per 30 September 2021 masing-masing sebesar Rp 50,61 miliar dan Rp 331,81 miliar.
Sebagai informasi, PAM Mineral merupakan perusahaan pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008. PAM Mineral memiliki dua wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Sulawesi Tengah.
Pada 9 Juli 2021, PAM Mineral melantai di BEI dengan melepas sebanyak 2 miliar saham baru atau setara 20,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, dengan harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Rp 100 per saham, sehingga mengantongi Rp 200 miliar.
Dana hasil IPO, sekitar Rp 72 miliar rencananya akan dipergunakan untuk pengembangan usaha perseroan dan anak perusahaan, IBM, yakni sebesar 30% untuk eksplorasi penambahan cadangan bijih nikel di area blok kerja perseroan.
Blok kerja tersebut antara lain blok yang diberi nama mirip figur publik terkenal RI--BCL, Raisa, Kartini, Tiara, dan Syahrini--dengan total luas sekitar 51 hektare yang berada di dalam area pertambangan dengan IUP atas nama perseroan di Morowali.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resmi Listing! Saham Tambang Raisa-BCL-Syahrini Melesat 35%
