
IPO Jumbo Mitratel, Seperti Apa Industri Menara Telko RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsolidasi perusahaan telekomunikasi belakangan ini kian marak. Hal ini juga diprediksi akan diikuti oleh konsolidasi perusahaaan menara di tanah air agar lebih efisien.
Seperti diketahui, perusahaan menara telekomunikasi BUMN, PT Dayamitra Telekomunikasi (Persero), juga berencana mengakuisisi sebanyak 6.000 menara baru setelah melangsungkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Rencananya, dana akuisisi menara tersebut akan bersumber dari perolehan IPO. Seperti diketahui, Mitratel berencana menawarkan sebanyak 25,54 miliar saham atau sebanyak-banyaknya 29,85% dengan harga saham ini ditawarkan pada kisaran harga Rp 775-Rp 975/saham.
Dengan demikian, perusahaan berpotensi memperoleh dana senilai Rp 19,79 triliun hingga Rp 24,90 triliun dari penawaran umum ini. Berdasarkan porspektus, perseroan akan mengalokasikan 56% dari dana IPO untuk ekspansi anorganik atau sekitar Rp 11,08 triliun sampai dengan Rp 13,94 triliun.
Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama mengatakan, dalam akuisisi menara tersebut, perseroan tidak hanya akan membeli menara dari Telkomsel, perusahaan yang masih terafiliasi dengan Grup Telkom, melainkan juga terbuka melakukan konsolidasi dengan perusahaan menara telekomunikasi lainnya di Indonesia.
"Jumlah tower perkiraan yang akan akuisisi sekitar 6.000 tower, itu capex yang kita siapkan dari dana dari iPO ini," kata Hendra, dalam konferensi pers, pekan lalu.
Hendra menambahkan, konsolidasi di sektor perusahaan menara diharapkan akan menciptakan industri yang lebih efisien dan berimbas positif bagi para pelaku industri menara.
"Kita tidak membatasi akuisisi ini dari Telkomsel atau Telkom, tapi bisa akuisisi dari pihak manapun," ujarnya.