Begini Bentuk Bank Digital versi OJK, Ada Konsep SuperApp!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 November 2021 13:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa bentuk layanan perbankan ke depan ialah melakukan kolaborasi membentuk ekosistem digital dengan institusi lainnya, sejalan dengan berkembangnya penerapan digitalisasi, termasuk dalam jasa keuangan khususnya perbankan.

Bentuk kolaborasi ini telah disampaikan dalam Cetak Biru (blue print) Transformasi Digital Perbankan yang dirilis OJK pekan lalu, akhir Oktober 2021.

Dalam cetak biru tersebut, OJK menyampaikan bahwa kolaborasi dalam ekosistem digital sangat diperlukan sebagai suatu bisnis model baru perbankan.

Kolaborasi ini bisa dilakukan dengan berbagai institusi, mulai dari sesama perbankan, institusi keuangan non-bank, institusi non keuangan seperti perusahaan teknologi finansial atau fintech.

"Kolaborasi bank dalam ekosistem digital mendorong suatu bisnis model baru yang dapat dilakukan melalui platform sharing, infrastructure sharing, dan kerjasama dalam distribusi produk dan layanan," tulis blue print OJK tersebut, dikutip Rabu (3/11/2021),

Setidaknya terdapat dua bentuk kolaborasi ini yang diatur oleh OJK, yakni dalam bentuk platform sharing alias menjadikan aplikasi milik perbankan menjadi superapp.

Dalam konsep ini, nantinya bank akan bertindak sebagai penyedia platform melalui satu aplikasi mobile. Sedangkan partner yang digandeng oleh bank nantinya akan memanfaatkan aplikasi ini untuk memberikan layanannya kepada nasabah bank.

Adanya kolaborasi semacam ini dinilai akan memberikan kemudahan kepada konsumen dalam memanfaatkan ekosistem digital dalam satu aplikasi perbankan.

Salah satu contoh kolaborasi ini akan dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melalui aplikasi yang dikembangkannya.

Bank pelat merah ini berencana untuk menjadikan aplikasinya untuk menjadi superapp yang tidak hanya menyediakan layanan perbankan semata, namun memberikan solusi yang menyeluruh bagi nasabahnya.

Direktur Information Technology Bank Mandiri Timothy Utama mengatakan menjadikan aplikasi tersebut menjadi superapp akan dilakukan dengan kolaborasi bersama dengan ekosistem dan eksternal Mandiri.

Nantinya, para nasabah akan bisa mengakses layanan keuangan lainnya seperti investasi dan asuransi dengan perusahaan yang terafiliasi dengan Mandiri. Selain itu, kolaborasi juga akan dilakukan dengan layanan keuangan untuk gaya hidup yang lebih bersifat open ekosistem.

"Super App Livin' by Mandiri sendiri merupakan sebuah layanan perbankan berbasis aplikasi yang mengintegrasikan semua kebutuhan transaksi finansial nasabah mulai dari kebutuhan pembukaan rekening baru secara online, transaksi pembayaran, terkoneksi dengan ekosistem marketplace hingga investasi selayaknya layanan cabang dalam genggaman," kata dia, pekan lalu.

Konsep perbankan lainnya yang diramal OJK adalah kerja sama dengan institusi keuangan atau non institusi non keuangan.

Konsep ini sudah mulai dilakukan oleh beberapa bank digital, maupun perusahaan startup di Indonesia, seperti pembentukan ekosistem keuangan oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang terintegrasi dengan ekosistem milik GoTo, yakni Tokopedia dan Gojek.

Hal yang sama juga dilakukan oleh induk usaha Shopee yang mengakuisisi bank di dalam negeri yakni PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) dan menyulapnya menjadi bank digital yang diberi nama PT Bank Seabank Indonesia.

Selain itu, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) bersama dengan partnernya Grab dikabarkan akan mengakuisisi satu bank di dalam negeri, meski kabar ini belum mendapatkan konfirmasi dari pihak perusahaan.

Menurut kabar, terdapat dua bank yang menjadi sasaran akuisisi oleh EMTK dan Grab ini, yakni PT Bank Fama International dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau Bank Raya.

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus mengungkapkan pembentukan ekosistem digital menjadi tujuan utama dari kolaborasi antara bank digital dengan penyedia layanan digital lainnya ini dan menjadikannya sebagai sebuah ekosistem besar.

"Sebetulnya yang dilihatnya bukan bank digitalnya tapi function banknya," kata dia kepada CNBC Indonesia pekan lalu.

"Membuat ekosistemnya sendiri dan akan lebih menguntungkan, either orang ikut ekosistem, karena kan ketika bangun ekosistem ga mudah, kan mau gamau harus masuk ke ekosistem yang sudah besar," terang dia.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digital Bank Vs Bank Digital, Apa Sih Bedanya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular