Lambatnya PDB China Nyamber ke Singapura, Dolarnya Jeblok?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 November 2021 11:49
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia sedang menjadi sorotan. Sebabnya, perekonomiannya yang mulai melambat, dan diperkirakan bisa berdampak ke negara lain, termasuk Singapura. Meski demikian, kurs dolar Singapura masih terus menguat melawan rupiah.

Pada perdagangan Selasa (2/11) pukul 10:31 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.581,9, dolar Singapura menguat 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam 6 pekan terakhir. Kemarin, mata uang Negeri Merlion ini bahkan melesat 0,61%.

Singapura memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan China, oleh sebab itu, pelambatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China diperkirakan akan menyeret Singapura.

Pada 17 Oktober lalu, Biro Statistik China melaporkan PDB pada periode Juli-September tumbuh 4.9%, melambat signifikan dari kuartal II-2021 sebesar 7,9%, dan di bawah hasil polling para ekonom yang dikumpulkan Reuters sebesar 5,2%.

Pelambatan ekonomi yang menerpa China membuat bank-bank investasi menurunkan proyeksinya untuk satu tahun penuh.

CNBC International merangkum perkiraan untuk PDB China untuk tahun 2021. dari 13 bank besar, 10 di antaranya telah memangkas perkiraan mereka sejak Agustus. Median prediksi PDB China untuk tahun ini kini berada di 8,2%, turun dari sebelumnya 0,3%.

"Perubahan arah kebijakan China akan menghasilkan pelambatan PDB yang lebih besar ketimbang perkiraan, hal itu sudah kita lihat di kuartal III-2021, dan Singapura akan kena dampaknya," kata Irvin Seah, ekonom di DBS, kepada The Business Times.

Seah juga menyatakan, pelambatan ekonomi China akan memukul sektor perdagangan Singapura, begitu juga dengan jumlah wisatawan serta earning perusahaan dari investasi di Negeri Tiongkok.

Hasil survei yang dilakukan Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapura/MAS) pada pertengahan Agustus lalu menunjukkan 30% responden melihat pelambatan ekonomi China sebagai risiko terbesar yang dihadapi Singapura.

Meski demikian, dolar Singapura masih terus menanjak melawan rupiah. Sebabnya, MAS secara mengejutkan mengetatkan kebijakan moneternya pad 14 Oktober lalu. Sejak saat itu, kurs dolar Singapura terus menanjak.

MAS menaikkan kemiringan (slope) S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate) dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) dan titik tengah (centre) masih tetap.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular