Rupiah Terburuk Pekan Ini, Terkait Kegelisahan Jokowi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 October 2021 09:40
Pengungkapan kejahatan UANG PALSU
Foto: Pengungkapan kejahatan uang palsu (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pelaku pasar yang menanti pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) membuat rupiah sulit menguat. The Fed hampir pasti melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) di tahun ini, dan pengumumannya akan dilakukan pada pekan depan.

Tapering pernah terjadi pada tahun 2013, dan membuat kurs rupiah jeblok. Tetapi saat ini kondisinya berbeda dengan 2013, fundamental Indonesia sudah jauh lebih baik.

Selain itu, meski tapering sudah dikonfirmasi oleh ketua The Fed, Jerome Powell. Namun, tidak seperti 2013, tapering kali ini ditanggapi santai oleh pelaku pasar, belum terlihat adanya gejolak di pasar finansial global.

"Saya berfikir sekarang saatnya melakukan tapering, saya tidak berfikir sekarang saatnya menaikkan suku bunga," kata Powell dalam konferensi virtual Jumat (23/10), sebagaimana diwartakan Reuters.

Artinya, The Fed sukses melakukan komunikasi dengan pasar. Pada tahun 2013, ketika terjadi taper tantrum akibat pengumuman tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) The Fed, komunikasi yang kurang bagus dikatakan menjadi penyebabnya.

Meski tetap saja pelaku pasar melakukan aksi wait and see, hingga mendapat kepastian kapan tapering resmi dilakukan dan seberapa besar. Pasar saat ini melihat tapering paling cepat dilakukan pada pertengahan November dengan nilai US$ 15 miliar setiap bulannya dari saat ini US$ 120 miliar per bulan.

Selain tapering, pelaku pasar juga akan melihat sinyal kapan suku bunga akan dinaikkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular