
Lagi! Gagal Bayar Raksasa Properti China & Utang 'Segunung'

Akibat dampak 'krisis' likuiditas yang menyebabkan gagal bayar ini, penurunan peringkat kredit pengembang China telah bertambah pada bulan Oktober, mencapai rekor tertinggi dalam 2 bulan beruntun.
Ada 44 perusahaan yang peringkatnya diturunkan oleh Moody's Investors Service, S&P Global Ratings dan Fitch Ratings pada 21 Oktober, setelah 34 penurunan peringkat untuk sepanjang September, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.
Penurunan peringkat melonjak pada kuartal ketiga awalnya dikarenakan masalah China Evergrande Group yang memicu kekhawatiran terkait utang yang lebih luas.
Kini penurunan peringkat yang sedang berlangsung terjadi karena pengembang menghadapi tekanan operasional dan pembiayaan kembali (refinancing) yang berat.
![]() Rating perusahaan yang diturunkan oleh lembaga pemeringkatan internasional |
"Sehingga akan memperburuk kemampuan mereka dalam mengumpulkan dana," kata Ma Dong, mitra di perusahaan obligasi China BG Capital Management Ltd, dilansir Bloomberg.
Selain itu lonjakan imbal hasil pada junk bond - obligasi berperingkat noninvestasi alias obligasi sampah- China yang memiliki juga menghambat peningkatan modal.
Baru-baru junk bond China tersebut mencapai level tertinggi dalam satu dekade dengan yield mencapai 20% dan mengakibatkan pengembang China menjadi biang kerok terhadap hampir setengah dari obligasi dolar dunia yang tertekan.
Namun, perwakilan media untuk Ronshine China Holdings Ltd. mengatakan kepada Bloomberg bahwa pengembang membayar bunga US$ 30,2 juta yang jatuh tempo Senin (25/10) terhadap obligasi dolar.
Peer Agile Group Holdings Ltd. mengatakan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi jatuh tempo utang yang akan datang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
