Analisis Teknikal

Gagal Cetak Rekor Lagi, IHSG Sesi 2 'Bau-bau' Gak Enak

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 27/10/2021 13:08 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles di sesi I perdagangan Rabu (27/10/2021). Indeks turun 0,77% ke level 6.605,44 sehingga gagal lagi menuju rekor 6.700.

Hingga 11.30 WIB, tercatat ada 179 saham yang menguat, 319 melemah dan 156 stagnan. Total transaksi mencapai Rp 8,3 triliun dan asing masih net buy sebesar Rp 83,89 miliar meskipun IHSG anjlok.

Terpantau harga saham-saham bank kakap dengan kapitalisasi pasar besar atau lebih dari Rp 100 triliun mengalami penurunan sehingga menjadi pemicu anjloknya IHSG.


Kinerja IHSG hingga siang ini sejalan dengan bursa saham utama kawasan Asia yang mayoritas 'kebakaran' di zona merah.

Indeks Nikkei drop 0,34%. Sementara itu indeks Hang Seng dan Shang Hai Composite masing-masing melemah 1,51% dan 0,87%. Hanya indeks Straits Times yang selamat dari koreksi dan menguat 0,58%.

Dari China, sentimen negatif muncul setelah satu lagi perusahaan properti kesulitan membayar kewajibannya, menyusul Evergrande Group, Fantasia Holdings dan Sinic Holdings, yakni Modern Land.

Reuters mengabarkan bahwa emiten bursa Hong Kong tersebut telah melewatkan pembayaran kupon obligasi, menambah kekhawatiran tentang dampak yang lebih luas dari krisis utang di sektor properti China.

Pekan lalu Modern Land telah menyatakan akan menunda pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo Senin, 25 Oktober kemarin dan akan membayar sebagian darinya senilai US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,62 triliun dalam 3 bulan ke depan.

Setelah terkoreksi cukup dalam di sesi I, bagaimana peluang pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.664 untuk membentuk tren bullish.

Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6.600 untuk mengalami tren bearish.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 39,68 dan cenderung menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa peluang penurunan IHSG di sesi II masih mungkin berlanjut.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat