
China Lockdown Lagi, Harga Batu Bara Melonjak Hampir 3%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melesat pada perdagangan kemarin. Harga si batu hitam kembali ke atas US$ 200/ton.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 201/ton. Melesat 2,92% dibandingkan hari sebelumnya.
Setelah pekan lalu anjlok lebih dari 20%, harga batu bara bangkit pada pekan ini. Dalam dua hari perdagangan terakhir, harga komoditas ini meroket 5,23%.
Sisi permintaan dan pasokan sama-sama membuat harga batu bara 'mengudara'. Di sisi permintaan, ekonomi sudah kembali bergeliat setelah tempat 'mati suri' karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Mal, restoran, sekolah, perkantoran, rumah ibadah, dan sebagainya sudah membuka pintu bagi pengunjung. Selain itu, negara-negara bumi belahan utara (northern hemisphere) juga akan memasuki musim dingin.
Peningkatan aktivitas masyarakat berdampak terhadap penambahan kebutuhan listrik. Kebetulan saat ini harga gas alam juga sedang mahal, sehingga dunia usaha beralih ke sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik. Salah satu pilihannya adalah batu bara.
Biaya pembangkitan listrik dengan batu bara juga lebih murah. DI Eropa, misalnya, harga pembangkitan listrik dengan gas alam pada 19 Oktober 2021 adalah EUR 85,23/MWh. Dengan batu bara lebih ekonomis yakni EUR 53,96/MWh. Jadi tidak heran permintaan baru bara melesat.
