
Sing Sabar! IHSG Sentuh Rekor Berat Terjadi di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup manguat 0,57% ke level 6.663,73 hingga sesi istirahat siang hari ini, Selasa (26/10/2021).
Di saat IHSG menguat, ada 264 saham yang menguat, 222 melemah dan 165 stagnan. Asing masih lanjut melakukan aksi borong di saham-saham domestik dengan net buy sebesar Rp 381 miliar di pasar reguler. Total nilai transaksi tercatat mencapai Rp 7,02 triliun.
Penguatan IHSG mengikuti bursa saham AS yang ditutup di zona hijau semalam. Tiga indeks acuan bursa New York kompak berakhir di zona hijau. Indeks Dow Jones ditutup naik 0,18%. Indeks S&P 500 melesat 0,48% dan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi 0,9%.
China hari ini akan menjadi pusat episentrum perhatian pasar global, menyusul kebijakan pemerintah terkait dengan pasar komoditas dan munculnya kembali kasus Covid-19 varian delta yang telah memicu karantina wilayah (lockdown) secara penuh.
Kemarin, harga batu bara yang menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia drop 7% ke US$ 204,5 per ton setelah pemerintah China menyatakan akan menginvestigasi perusahaan penyedia indeks harga energi tersebut, dalam upaya untuk mengendalikan harga di pasar berjangka.
Meski harga batu bara anjlok 7% dalam sehari, secara tahun berjalan harga energi utama duni ini masih terhitung melesat 150% menyusul krisis energi di negara maju, dan juga kenaikan permintaan di China.
Dari sisi pandemi, pasar kembali memperhatikan China yang kini menghadapi munculnya kasus Covid-19 yang baru. Mengutip Reuters, pejabat kesehatan pemerintahan Xi Jinping, mengatakan wabah Covid-19 terbaru kemungkinan akan semakin menyebar lebih jauh. Selama seminggu terakhir, ada 11 wilayah provinsi kemasukan Covid-19 dengan total 100 kasus infeksi.
Kasus Covid-19 kembali muncul di China pasca ditemukannya pasien yang terinfeksi di sebuah kelompok wisata. Kelompok ini melakukan perjalanan dari Shanghai lalu ke kota Xi'an di Provinsi Gansu dan ke Mongolia Dalam.
Puluhan kasus pun ditemukan terkait perjalanan itu dan melibatkan 12 grup wisata lainnya. Pemerintah setempat pun menghentikan penerbangan dan menutup lokasi wisata, sekolah dan tempat hiburan di daerah yang terkena dampak.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.675 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekat di 6.623 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 58,66 dan menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa peluang penguatan IHSG di sesi II masih cenderung terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham