Kurs Dolar Singapura Meroket ke Rp 10.550, Ada Apa Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 October 2021 11:50
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura akan merilis data inflasi siang ini yang diperkirakan cukup tinggi, alhasil kurs dolarnya menguat tajam melawan Rupiah. Tingginya inflasi di Singapura membuat otoritas moneternya (Monetary Authority of Singapore/MAS) mengetatkan kebijakannya.

Melansir data Refinitiv, kurs dolar Singapura melesat lebih dari 0,7% ke Rp 10.550,6/SG$ di pasar spot pagi ini. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 4 Oktober lalu.
Pada pekan lalu, dolar Singapura sukses menguat 4 hari beruntun, dan menjauhi level terendah 11 bulan Rp 10.393/SG$.

Melansir data dari Trading Economics inflasi di bulan Agustus dilaporkan sebesar 2,4% year-on-year (YoY) yang merupakan level tertinggi dalam nyaris 8 tahun terakhir. Sementara untuk bulan September yang akan dirilis hari ini, konsensus Trading Economics menunjukkan tetap sebesar 2,4% YoY.

Untuk inflasi inti, di bulan Agustus tumbuh 1,1% YoY, juga diprediksi tetap 1,1% untuk bulan lalu.

Tingginya inflasi di Singapura membuat MAS dua pekan lalu mengetatkan kebijakan moneternya. Suatu langkah yang dianggap cukup mengejutkan.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.

MAS mengatakan kemiringan (slope) S$NEER sedikit dinaikkan dari sebelumnya di dekat 0%. Sementara lebar (width) masih tetap.

Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya.

"Apresiasi slope S$NEER akan menjaga stabilitas harga dalam jangka menengah," kata MAS sebagaimana dilansir Straits Times, Kamis (14/10).

Pasca pengetatan slope tersebut, pergerakan dolar Singapura memang cukup volatil, tetapi sukses terus menguat melawan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular