Broker Asing Kembali Jadi Penguasa Nilai Transaksi Bursa

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Senin, 25/10/2021 08:39 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang minggu lalu (18-22 Oktober 2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencatat penguatan 0,16% ke level 6.643,738. Dengan kinerja positif tersebut, IHSG sudah menguat 6 pekan beruntun dan semakin mendekati batas all time high yang dicatatkan tahun 2018 silam.

Penguatan IHSG satunya didorong oleh transaksi bursa yang masih tercatat relatif ramai di mana asing melakukan beli bersih Rp 3,37 triliun di pasar reguler dan jual bersih Rp 121,44 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Indeks saham sektor finansial (IDXFINANCE) memimpin indeks sektoral lainnya, yakni naik sebesar 2,52%. Sedangkan posisi kedua diisi oleh sektor transportasi yang turut mendorong IHSG dengan menguat 2,11% dalam sepekan. Adapun indeks yang paling tertekan adalah sektor energi yang melemah 4,90% salah satunya dikarenakan koreksi harga batu bara global.


Total transaksi saham mencapai Rp 84,98 triliun, turun dari pekan sebelumnya sebesar Rp 87,26 triliun. Pekan lalu rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pun turun menjadi Rp 16,99 triliun.

Sepanjang pekan lalu broker asing kembali mendominasi transaksi di bursa dengan menguasai 8 dari 10 broker dengan nilai transaksi terbesar.

Foto: BEI
Broker dengan transaksi terbesar dalam sepekan (18-22 Oktober 2021) BEI

Peringkat pertama masih diduduki oleh broker asal Korea Selatan (Korsel) Mirae Asset Sekuritas yang membukukan nilai transaksi Rp 11,33 triliun atau mencapai 13,33% dari total transaksi di bursa pekan lalu.

Mirae memang sejak beberapa periode terakhir selalu 'merajai' posisi broker dengan nilai transaksi terbesar di bursa. Hal ini tidak mengherankan lantaran sebagian besar pelaku pasar ritel menggunakan broker berkode YP ini untuk bertransaksi karena mematok fee yang murah.

Sepanjang semester I 2021, Mirae juga bercokol di pucuk dengan total transaksi mencapai Rp 364 triliun atau 11,3% dari total seluruh transaksi di bursa.

Membuntuti Mirae, terdapat broker asal negeri Paman Sam, JP Morgan Sekuritas Indonesia, yang semakin aktif pada paruh kedua tahun ini dan mencatatkan total transaksi Rp 8,98 triliun pekan lalu.

Sebagai informasi, selama paruh pertama 2021, JP Morgan hanya menempati posisi ke-27 broker dengan nilai transaksi tertinggi, yakni sebesar Rp 101,37 triliun.

Selanjutnya di posisi tiga terdapat Maybank Kim Eng Sekuritas dengan nilai transaksi 8,86 triliun, sedangkan posisi keempat diduduki oleh broker asal Swiss, UBS Sekuritas Indonesia, dengan nilai transaksi Rp 6,95 triliun.

Selanjutnya di posisi lima terdapat broker perusahaan pelat merah Mandiri Sekuritas dengan transaksi senilai Rp 6,84 triliun. Pada paruh pertama tahun ini broker dengan kode CC ini menduduki posisi kedua dengan nilai transaksi Rp 240 triliun.

Membuntuti di urutan enam adalah broker lokal lainnya yakni Indo Premier Sekuritas yang mencatatkan nilai transaksi Rp 6,10 triliun dalam sepekan lalu.

Broker asal negeri jiran, CGS-CIMB, berada di peringkat tujuh dengan nilai transaksi Rp 5,42 triliun.

Adapun posisi kedelapan diisi oleh Samuel Sekuritas Indonesia dengan total nilai transaksi pekan lalu sebesar Rp 5,40 triliun.

Terakhir dua broker asing lain yang melengkapi sepuluh besar adalahbroker asal Hong Kong CLSA dan broker asal benua Eropa Credit Suisse Sekuritas Indonesia dengan nilai transaksi masing-masing Rp 5,24 triliun dan Rp 4,66 triliun.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi