Mencekam! Saham ANTM Dkk Juga Ikut Ambles Diobral Investor

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
22 October 2021 09:43
A worker watches as trucks load up raw nickel near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham nikel kompak melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (22/10/2021), terimbas aksi ambil untung investor yang masih terjadi setelah dalam sebulan terakhir saham nikel cenderung naik.

Berikut pelemahan saham nikel, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.26 WIB.

  1. Harum Energy (HRUM), saham -4,13%, ke Rp 7.550/saham

  2. Timah (TINS), -2,70%, ke Rp 1.620/saham

  3. Vale Indonesia (INCO), -2,20%, ke Rp 4.890/saham

  4. Aneka Tambang (ANTM), -1,63%, ke Rp 2.410/saham

  5. PAM Mineral (NICL), -1,33%, ke Rp 74/saham

  6. Pelat Timah Nusantara (NIKL), -1,30%, ke Rp 1.135/saham

Menurut data di atas, saham emiten pengusaha Kiki Barki HRUM menjadi yang merosot, yakni sebesar 4,13% ke Rp 7.550/saham, melanjutkan koreksi selama 2 hari terakhir.

Dalam sepekan, saham HRUM turun 5,30%, tetapi dalam sebulan melesat 17,76%.

Kedua, saham emiten BUMN TINS yang terkoreksi 2,70% ke Rp 1.620/saham. Dalam seminggu saham ini jatuh 4,20%, sedangkan dalam sebulan melejit 9,36%.

Kemudian, saham INCO juga melemah 2,20% ke Rp 4.890/saham, usai turun selama 2 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham INCO terdepresiasi 3,73%, sedangkan dalam sebulan naik 3,37%.

Saham emiten pelat merah lainnya, ANTM, juga melorot 1,63% ke Rp 2.410/saham. Kemarin saham ini turun 3,16%, setelah sebelumnya membukukan kenaikan 4 hari beruntun.

Dalam seminggu saham ANTM turun tipis 0,41%, sementara dalam sebulan belakangan terkerek 5,24%.

Kemarin, harga nikel pasar London dan Shanghai kompak mencapai rekor harga tertinggi karena kekhawatiran pasokan yang menipis dan masalah cuaca di Filipina dapat mengganggu produksi nikel.

Harga nikel pasar LME (London Metal Exchange) terkoreksi setelah mencapai rekor tertinggi sejak tujuh tahun lalu, tepatnya 12 Mei 2014. Sedangkan harga nikel China mencapai rekor harga tertinggi setelah mengalami kenaikan 4,16% pada perdagangan hari ini, menjadi CNY 155.880/ton.

Melemahnya permintaan nikel dikhawatirkan akan membuat pasokan diperketat sehingga persediaan nikel semakin turun.

Produksi di Filipina, pemasok bijih nikel terbesar ke China, bisa turun tahun ini karena cuaca yang tidak menguntungkan, kata kepala asosiasi nikel negara itu. Kejadian ini semakin meningkatkan kekhawatiran terhadap persediaan nikel di gudang.

Perusahaan Tambang Nikel, Vale di Brasil mengatakan pada hari Selasa (19/10/2021), bahwa produksi nikel pada kuartal ketiga turun 22% year-on-year (yoy), karena gangguan tenaga kerja di tambang Sudbury.

Sehari setelahnya, Perusahaan tambang nikel Rusia, Nornickel, mengatakan produksi nikel pada Januari-September 2021 turun 23%yoy, karena penghentian operasi sementara di dua tambangnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buruan Cek Saham TINS-INCO-ANTM Dkk, Jangan Ketinggalan Cuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular