Penderitaan Belum Kelar, Saham Batu Bara Ambles Berjamaah
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten tambang batu bara kembali ambles pada awal perdagangan hari ini, Jumat (22/10/2021).
Pelemahan ini melanjutkan tren koreksi beberapa hari terakhir seiring masih adanya aksi ambil untung para investor, setelah saham tersebut melonjak dalam sebulan terakhir.
Berikut pelemahan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.09 WIB.
Indika Energy (INDY), -6,78%, ke Rp 1.995/saham
Bumi Resources (BUMI), -6,41%, ke Rp 73/saham
Harum Energy (HRUM), -6,35%, ke Rp 7.375/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), -6,20%, ke Rp 605/saham
ABM Investama (ABMM), -5,43%, ke Rp 1.480/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -4,64%, ke Rp 23.100/saham
Adaro Energy (ADRO), -4,27%, ke Rp 1.680/saham
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), -4,26%, ke Rp 90/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), -3,50%, ke Rp 3.580/saham
Golden Eagle Energy (SMMT), -3,43%, ke Rp 197/saham
Bukit Asam (PTBA), -3,31%, ke Rp 2.630/saham
TBS Energi Utama (TOBA), -2,70%, ke Rp 540/saham
Delta Dunia Makmur (DOID), -2,65%, ke Rp 294/saham
United Tractors (UNTR), -2,02%, ke Rp 24.200/saham
Bayan Resources (BYAN), -1,52%, ke Rp 25.875/saham
Perdana Karya Perkasa (PKPK), -1,41%, ke Rp 140/saham
Golden Energy Mines (GEMS), -0,97%, ke Rp 4.080/saham
Prima Andalan Mandiri (MCOL), -0,84%, ke Rp 1.765/saham
Menurut data di atas, saham INDY menjadi yang paling ambles, yakni hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 6,78% ke Rp 1.995/saham, usai anjlok 6,96% pada perdagangan kemarin.
Dalam sepekan saham INDY merosot 11,73%, tetapi dalam sebulan melonjak 44,57%.
Kedua, saham Grup Bakrie BUMI yang tergelincir 6,41% ke Rp 73/saham, melanjutkan tren pelemahan selama 4 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham BUMI terjungkal 17,05%, tetapi dalam sebulan melejit 37,74%.
Ketiga, saham emiten milik pengusaha Kiki Barki HRUM yang terkikis 6,35% ke Rp 7.375/saham, usai melemah dalam 2 hari terakhir. Dalam seminggu saham HRUM turun 7,48%, sedangkan dalam sebulan naik 14,67%.
Keempat, saham FIRE melorot 6,20% ke Rp 605/saham. Dengan ini, dalam seminggu saham FIRE ambles 11,03%, sedangkan dalam sebulan melesat 17,48%.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 181,95/ton. Rontok 14,62% dibandingkan sehari sebelumnya. Ini adalah koreksi harian terdalam sejak 6 Oktober 2021.
Koreksi ini membuat harga si batu hitam melemah selama tujuh hari beruntun. Dalam tujuh hari tersebut, harga anjlok 30,02%.
Aksi ambil untung (profit taking) sepertinya masih mendera harga batu bara. Maklum, sebelumnya harga sudah naik tinggi sekali.
Dalam sebulan terakhir, harga batu bara masih membukukan kenaikan 2,04% secara point-to-point. Sejak akhir2020 (year-to-date), harga masih naik 122,57%.
Jadi, wajar investor akan tergoda dengan cuan sebesar itu. Pasti akan tiba saatnya investor ramai-ramai mencairkan keuntungan, dan sepertinya itu sedang terjadi selama seminggu terakhir.
Selain itu, pasar juga merespons rencana kebijakan China yang akan berupaya menekan harga batu bara. Caranya adalah dengan menggenjot produksi dan mempercepat impor untuk memupuk stok agar cukup untuk kebutuhan musim dingin nanti.
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) tengah mempelajari berbagai langkah intervensi dalam rangka menurunkan harga batu bara. Pemerintahan Presiden Xi Jinping berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya agar harga batu bara turun ke level yang lebih masuk akal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)