
Investor Ketar-ketir, Saham Batu Bara Mulai Ditinggalkan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten tambang batu bara ditutup ambles ke zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (21/10/2021), di tengah aksi ambil untung yang masih terjadi di komoditas batu bara akhir-akhir ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,35% ke posisi 6.632,972, dengan nilai transaksi mencapai Rp 20,20 triliun dan volume perdagangan mencapai 28,80 miliar saham.
Investor asing pasar saham masuk ke bursa RI dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 582,93 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 55,54 miliar.
Berikut pelemahan saham batu bara pada Kamis (21/10).
Indika Energy (INDY), saham -6,96%, ke Rp 2.140/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), -6,52%, ke Rp 645/saham
Delta Dunia Makmur (DOID), -6,21%, ke Rp 302/saham
Bumi Resources (BUMI), -6,02%, ke Rp 78/saham
Adaro Energy (ADRO), -5,39%, ke Rp 1.755/saham
Bayan Resources (BYAN), -5,14%, ke Rp 26.275/saham
Harum Energy (HRUM), -5,12%, ke Rp 7.875/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -4,72%, ke Rp 24.225/saham
United Tractors (UNTR), -3,70%, ke Rp 24.700/saham
Bukit Asam (PTBA), -3,55%, ke Rp 2.720/saham
ABM Investama (ABMM), -3,10%, ke Rp 1.565/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), -2,88%, ke Rp 3.710/saham
Resource Alam Indonesia (KKGI), -1,27%, ke Rp 312/saham
Golden Energy Mines (GEMS), -1,20%, ke Rp 4.120/saham
Saham INDY menjadi yang paling ambles, yakni hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,96% ke Rp 2.140/saham. Dalam sepekan saham ini merosot 6,55%, sedangkan dalam sebulan melonjak 56,20%.
Kedua, saham FIRE juga menembus ARB 6,52% ke Rp 645/saham. Dalam sepekan, saham FIRE ambles 6,52%, sementara dalam sebulan melejit 29,00%.
Di bawah saham FIRE, ada saham DOID yang jatuh 6,21% ke Rp 302/saham, melanjutkan koreksi dalam 2 hari terakhir. Dalam sepekan saham DOID anjlok 10,65%, sedangkan dalam sebulan naik 4,14%.
Keempat, ada saham BUMI yang terjungkal 6,02%, usai terkoreksi selama 4 hari beruntun.
Harga batu bara kembali turun. Bukan sekadar turun, tetapi hancur lebur.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 181,95/ton. Rontok 14,62% dibandingkan sehari sebelumnya. Ini adalah koreksi harian terdalam sejak 6 Oktober 2021.
Koreksi ini membuat harga si batu hitam melemah selama tujuh hari beruntun. Dalam tujuh hari tersebut, harga anjlok 30,02%.
Aksi ambil untung (profit taking) sepertinya masih mendera harga batu bara. Maklum, sebelumnya harga sudah naik tinggi sekali.
Dalam sebulan terakhir, harga batu bara masih membukukan kenaikan 2,04% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga masih naik 122,57%.
Jadi, wajar investor akan tergoda dengan cuan sebesar itu. Pasti akan tiba saatnya investor ramai-ramai mencairkan keuntungan, dan sepertinya itu sedang terjadi selama seminggu terakhir.
Selain itu, pasar juga merespons rencana kebijakan China yang akan berupaya menekan harga batu bara. Caranya adalah dengan menggenjot produksi dan mempercepat impor untuk memupuk stok agar cukup untuk kebutuhan musim dingin nanti.
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) tengah mempelajari berbagai langkah intervensi dalam rangka menurunkan harga batu bara. Pemerintahan Presiden Xi Jinping berkomitmen untuk melakukan berbagai upaya agar harga batu bara turun ke level yang lebih masuk akal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 16 Saham Batu Bara Perkasa, Juaranya Tak Terduga