Rupiah 'Gagal Maning Gagal Maning' Tembus Rp 14.000/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 21/10/2021 15:46 WIB
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) sedang tertekan dalam beberapa hari terakhir, tetapi sayangnya belum bisa dimanfaatkan rupiah untuk menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (21/1). Rupiah yang sudah dekat dengan level psikologis Rp 14.000/US$ justru melemah cukup tajam, bahkan menjadi yang terburuk di Asia.

Melansir data dari Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,05% ke Rp 14.080/US$. Depresiasi rupiah semakin membengkak hingga 0,44% ke Rp 14.135/US$. Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.120/US$, melemah 0,33% di pasar spot.

Rupiah menjadi satu-satunya mata uang Asia yang pelemahannya cukup besar pada perdagangan hari ini. Mata uang utama Asia lainnya mengalami pelemahan tipis-tipis saja, bahkan ada yang menguat.


Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:17 WIB.

Pergerakan mata uang Asia tersebut menunjukkan jika dolar AS masih tertekan.

Indeks dolar AS hari ini sempat melemah tipis 0,07% ke 93,496. Jika melihat ke belakang, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini sudah melemah dalam 5 dari 6 hari terakhir.

Munculnya tanda-tanda pelambatan ekonomi Amerika Serikat menjadi pemicu penguatan emas dunia. Sektor perumahan Negeri Paman Sam secara mengejutkan menunjukkan pelambatan, jumlah izin membangun turun ke level terendah dalam satu tahun terakhir, berdasarkan laporan pemerintahnya Selasa lalu.

Sehari sebelumnya, produksi industri AS dilaporkan turun 1,3% di bulan September dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, rupiah sebenarnya sedang dinaungi sentimen positif. Aliran modal sedang deras masuk ke dalam negeri sejak pekan lalu, dan masih berlanjut pada hari ini. Di pasar saham, investor asing lagi-lagi melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 582 miliar di pasar reguler.

Selasa lalu aksi beli bersih tercatat sebesar senilai Rp 654,14 miliar. Sementara di awal pekan ini, net buy tercatat nyaris Rp 1 triliun. Artinya, sepanjang pekan ini sudah lebih dari Rp 2 triliun. Sepanjang pekan lalu bahkan lebih besar lagi, Rp 5,15 triliun.

Aliran modal yang masuk ke dalam negeri sebenarnnya bisa membuat rupiah perkasa, tetapi aksi profit taking membuat rupiah melemah.

Sebelum melemah hari ini, rupiah sebenarnya berjarak 0,52% dari Rp 14.000/US$. Kali terakhir rupiah berada di bawah level psikologis tersebut yakni pada 16 Februari lalu. Tetapi, setiap mendekati level tersebut, rupiah selalu terkoreksi, termasuk hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS