Analisis Teknikal

Dow Jones Cetak Rekor, IHSG Bakal Mengekor Tembus 6.700?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 October 2021 08:14
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah tipis 0,04% ke 6.655,999 pada perdagangan Selasa, dan libur kemarin.

Meski melemah, IHSG masih sangat dekat dengan rekor tertinggi sepanjang masa masa 6.693,466. Dari level saat ini ke rekor tersebut, IHSG hanya kurang 0,56% saja dan berpeluang dipecahkan hari ini, Kamis (21/10). 

Saat IHSG melemah investor asing tetap melakukan aksi beli bersih senilai Rp 654,14 miliar di pasar reguler. Sementara di awal pekan ini, net buy tercatat nyaris Rp 1 triliun, dan sepanjang pekan lalu Rp 5,15 triliun.

Artinya, investor asing sedang getol membeli saham di dalam negeri, yang membuat IHSG melesat sejak pekan lalu.

Tren tersebut berpotensi berlanjut hari ini melihat sentimen pelaku pasar yang masih bagus terlihat dari menghijaunya bursa saham Eropa dan Amerika Serikat (Wall Street) Rabu kemarin. Indeks Dow Jones bahkan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa, yang tentunya menjadi motivasi bagi IHSG untuk melakukan hal yang sama. 

Secara teknikal, IHSG akhirnya terkoreksi tipis setelah reli 5 hari beruntun. Outlook IHSG masih bullish setelah menembus 6.500 yang sebelumnya menjadi tembok tebal.

Sepanjang tahun ini, IHSG sudah 3 kali menguji level tersebut, tetapi selalu gagal mengakhiri perdagangan di atasnya. Baru pada Rabu (13/10) IHSG sukses mengakhiri perdagangan di atasnya yang membuatnya terus menanjak.

Pada perdagangan Jumat lalu, IHSG mencatat penguatan tipis, sehingga belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan.

Indikator Stochastic pada grafik harian kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) yang berisiko memicu koreksi. Pada grafik harian bahkan sudah overbought dalam waktu yang lama. Artinya sangat jenuh beli.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara jika melihat grafik 1 jam stochastic sudah keluar dari wilayah jenuh beli, tetapi IHSG juga keluar dari pola bullish Channel, artinya ada risiko koreksi lebih lanjut jika gagal kembali ke masuk ke dalam pola tersebut.

Koreksi IHSG terjadi setelah muncul pola Dragonfly Doji.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

IHSG masih berada di atas support 6.630 hingga 6.640. Jika kembali ke bawahnya, IHSG berisiko terkoreksi ke 6.600. Support selanjutnya berada di 6.540.

Sementara selama bertahan di atas 6.640, IHSG berpeluang naik lagi dan masuk ke dalam pola Bullish Channel. Untuk melanjutkan penguatan dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dan ke 6.700, IHSG perlu melewati 6.685 yang merupakan ekor (tail) dari pola Dragonfly Doji.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular