Harga Batu Bara Turun! Maaf, Bukan Turun tapi Ambrol...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 October 2021 06:30
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara turun pada perdagangan kemarin. Bukan sekadar turun, tetapi ambrol.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup US$ 220,9/ton. Ambles 6% dari hari sebelumnya.

Koreksi ini sepertinya akibat aksi jual yang masif (sell-off). Pencarian cuan bisa jadi adalah motivasi utama pelaku pasar.

Harap maklum, harga si batu hitam memang sudah melonjak tajam. Meski kemarin turun tajam, harga komoditas ini masih membukukan lonjakan 34,85% dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 197,33%.

Oleh karena itu, cuan yang dapat dari batu bara memang sangat menggiurkan. Tidak heran risiko ambil untung (profit taking) akan selalu menghantui.

Halaman Selanjutnya --> Kenaikan Harga Batu Bara Tidak Ujug-ujug

Namun kenaikan harga batu bara tahun ini bukan tanpa sebab. Tingginya permintaan jadi pendongrak harga.

Permintaan batu bara meningkat seiring harga gas alam yang tambah mahal. Secara year-to-date, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) melonjak 99,21%.

Untuk pembangkitan listrik, biaya penggunaan batu bara menjadi lebih murah ketimbang gas alam. Di Eropa, harga pembangkitan listrik dengan gas alam pada 12 Oktober 2021 adalah EUR 83,25/MWh, sementara dengan batu bara hanya EUR 54,76/MWh.

Apalagi permintaan listrik akan tinggi karena bumi belahan utara (northern hemisphere) dan sejumlah negara Asia akan memasuki musim dingin. Kebutuhan terhadap penghangat ruangan meningkat yang otomatis meningkatkan permintaan listrik.

Di China, impor batu bara melejit karena penurunan produksi dalam negeri. Pada September 2021, produksi batu bara Negeri Panda adalah 334,1 juta ton, turun 0,9% dibandingkan perode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Di sisi lain, permintaan listrik terus naik. Bulan lalu, konsumsi listrik di China tumbuh 6,8% yoy. Pada sembilan bulan pertama 2021, terjadi pertumbuhan 12,9% yoy.

So, jangan heran kalau nantinya harga batu bara bisa naik lagi. Selepas investor sudah puas mengambil untung, sepertinya kenaikan harga batu bara sulit terbendung.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular