Internasional
Nunggak Rp 4 T, Evergrande Akhirnya Bayar Kupon Obligasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa properti China yang terlilit utang dan memiliki likuiditas seret, China Evergrande Group, dikabarkan telah membayar kupon obligasi dalam negeri yang jatuh tempo pada Selasa (19/10).
Dilansir Reuters, empat orang yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan perusahaan properti besar itu melakukan membayar kupon obligasi domestik di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan gagal bayar (default) luar negeri.
Hengda Real Estate Group Co, unit bisnis unggulan dari Evergrande, telah mengirimkan dana untuk membayar kupon obligasi dalam negeri sebesar 121,8 juta yuan (US$ 19 juta) atau setara dengan Rp 271,7 miliar (kurs Rp 14.300/US$), kata sumber Reuters.
Salah satu sumber mengatakan Evergrande, pengembang terbesar nomor 2 China, perlu memprioritaskan dana terbatasnya ke pasar domestik di mana taruhannya jauh lebih tinggi untuk sistem keuangan nasional China.
Krisis likuiditas di Evergrande, yang memiliki utang US$ 300 miliar (Rp 4.290 triliun) mengguncang pasar global setelah perusahaan melewatkan serangkaian pembayaran obligasi. Imbasnya, akibat kekhawatiran investor obligasi dengan imbal hasil tinggi yang diterbitkan oleh pengembang properti China tertekan cukup dalam.
Obligasi Evergrande yang jatuh tempo 23 Maret 2022 secara resmi akan default apabila perusahaan tidak berhasil melunasi setelah masa tenggang 30 hari terhadap kupon telah jatuh tempo pada 23 September. Grace period tersebut akan berakhir dalam empat hari ke depan (23 Oktober 2021).
Dalam kurun waktu sebulan terakhir, secara total, Evergrande telah melewatkan US$ 281 juta (Rp 4,02 triliun) pembayaran atas surat utang luar negerinya.
Meski demikian pasar obligasi luar negeri memberikan respons positif setelah komentar meyakinkan datang dari bank sentral China serta pembayaran yang berhasil dilakukan oleh dua pengembang properti lain.
People's Bank of China (PBoC) mengatakan pada hari Jumat (15/10) bahwa krisis utang Evergrande adalah "fenomena individu," menegaskan bahwa sektor real estat secara keseluruhan masih stabil.
Risiko yang ditimbulkan oleh Evergrande "controllable," Zou Lan, direktur departemen pasar keuangan PBoC mengatakan dalam bahasa Mandarin pada konferensi pers yang sama, dilaporkan CNBC.
Sumber Reuters mengatakan Sunac China (1918.HK) telah membayar US$ 27,14 juta (Rp 338,10 miliar) yang jatuh tempo pada hari Selasa kepada para pemegang obligasi.
Pengembang China lain, Kaisa Group (1638.HK) mengatakan pada hari Senin (18/10) telah membayar kupon yang jatuh tempo pada 16 Oktober dan berencana pada kamis ini untuk mentransfer pembayaran untuk kupon senilai US$ 35,85 juta yang jatuh tempo pada 22 Oktober mendatang.
Dalam beberapa hari terakhir, People's Bank of China mengatakan efek limpahan pada sistem perbankan dari masalah utang Evergrande dapat dikendalikan dan ekonomi China "berjalan dengan baik".
Obligasi dari pengembang China yang naik pada hari Selasa termasuk obligasi Modern Land yang melambung lebih dari 8% menjadi 40,250 sen dolar, sementara obligasi Central China Real Estate naik lebih dari 5% menjadi 44,843 sen.
Pada hari Senin, sesuai perkiraan pengamat, pengembang yang lebih kecil Sinic Holdings (2103.HK) gagal membayar obligasi US$ 246 juta. Perusahaan telah memberikan peringatan terkait gagal bayar (default) minggu lalu, mengatakan tidak memiliki sumber daya keuangan yang cukup.
[Gambas:Video CNBC]
Bank Sentral China Guyur Rp 264 T Atasi Krisis Evergrande
(fsd/fsd)