Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan hari ini. Tidak hanya minyak, gas alam dan batu bara pun mengalami koreksi harga.
Pada Selasa (19/10/2021) pukul 07:32 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 84,19/barel. Turun 0,17% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 82,41/barel. Berkurang 0,04%.
Harga komoditas energi, yang merupakan bintang di pasar tahun ini, berjatuhan. Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) anjlok 2,63%. Sementara harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) ambles lebih dari 7% pada perdagangan kemarin.
Sepertinya investor mengeruk untung dari harga komoditas energi yang 'terbang' tinggi. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga batu bara dan gas alam meroket masing-masing 195,65% dan 96,73%.
Harga minyak juga melesat, di mana brent dan light sweet melonjak 62,68% dan 70,12% ytd. So, tidak heran aksi profit taking juga menghinggapi pasar minyak.
Halaman Selanjutnya --> Ekonomi AS dan China Meragukan
Selain itu, ada sentimen yang tidak mendukung kenaikan harga si emas hitam. Pada September 2021, produksi industri AS turun 1,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month). Lebih dalam dibandingkan kontraksi Agustus 2021 yang sebesar 0,1% dan jauh dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan terjadi pertumbuhan 0,2%.
"Harga minyak sudah naik tinggi sekali. Namun data produksi industri yang lemah di AS membuat pasar mulai ragu apakah permintaan memang setinggi itu? Data di China juga ikut menambah kekhawatiran tersebut," tutur Phil Flynn, Analis Seniot Price Futures Group, seperti dikutip dari Reuters.
Kemarin, China mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021. Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Tirai Bambu memang tumbuh, tetapi melambat.
Pada Juli-September 2021, ekonomi China tumbuh 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Lumayan jauh melambat dibandingkan pencapaian kuartal II-2021 yang sebesar 7,9% yoy dan menjadi yang terendah sejak kuartal III-2020.
AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di dunia. Saat dua 'raksasa' ini lesu, maka akan membuat seluruh dunia ikut lemas.
Kelesuan ekonomi akan membuat permintaan energi tidak setinggi perkiraan sebelumnya. Faktor ini yang ikut membuat harga minyak turun.
TIM RISET CNBC INDONESIA