
Bitcoin Naik Kencang, Awas FOMO & Bikin Anda Jatuh Miskin

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto berkapitalisasi pasar terbesar yakni bitcoin sukses menyentuh kisaran level US$ 62.000 pada pagi hari ini, setelah pada akhir pekan lalu berhasil menembus kisaran level US$ 60.000.
Tinggal sedikit lagi, bitcoin akan menyentuh level all time high-nya yang pernah tercipta pada April lalu, yakni di kisaran US$ 64.000.
Bahkan, kapitalisasi pasar bitcoin terus meningkat. Kini, kapitalisasi pasar bitcoin sudah mencapai Rp 1,17 triliun.
Faktor pendorong masih positifnya bitcoin pada pagi hari ini adalah karena investor menanti kabar dari persetujuan exchange traded fund (ETF) dalam bentuk bitcoin pada pekan ini.
Pada pekan ini, regulator Amerika Serikat (AS) berencana mengizinkan pembentukan aset digital berupa kontrak berjangka untuk ETF atau jenis reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa yang menggunakan underlying bitcoin.
Melansir Bloomberg, regulator dalam hal ini Securities Exchange Commission (SEC), OJK-nya AS, bakal memperbolehkan ETF Bitcoin itu untuk diperdagangkan pekan ini.
Adanya aturan di negeri Joe Biden ini semakin membuka jalan bagi investor maupun trader menjadi lebih tenang dalam memegang aset digital berkapitalisasi pasar lebih dari US$ 1 triliun ini.
Beberapa fund manager global seperti VanEck Bitcoin Trust, ProShares, Invesco, Valkyrie dan Galaxy Digital Funds, telah mengajukan permohonan izin untuk meluncurkan ETF berbasis Bitcoin di AS.
Reuters melaporkan, Nasdaq pada Jumat (15/10/2021) pekan lalu telah menyetujui daftar ETF Bitcoin Valkyrie.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya regulator tampaknya siap untuk memberikan lampu hijau beberapa pengajuan yang akan membuka pintu ke akses yang lebih luas ke cryptocurrency untuk investor ritel dan institusi.
Apabila SEC benar-benar memberikan izin untuk aset digital yang satu ini dapat diperdagangkan, maka AS akan menambah daftar negara yang secara resmi mengakui bitcoin sebagai salah satu alternatif aset investasi.
Minat terhadap aset digital berupa cryptocurrency yang menjamur membuat negara-negara seperti Kanada dan bahkan Eropa mulai meluncurkan ETF berbasis cryptocurrency.
Di lain sisi, beberapa analis memperkirakan bitcoin bisa tembus ke kisaran harga US$ 45.000. Paul Spirgel, Analis Reuters memperkirakan harga bitcoin bisa menuju level resistance kisaran US$ 45.200-46.500, jika dilihat dari analisis teknikalnya.
Bahkan ada peluang harga menuju US$ 49.000. Jika titik itu tertembus, maka bukan tidak mungkin harga bitcoin bisa menembus US$ 50.000 yang jika dirupiahkan menjadi Rp 715,75 juta.
Layaknya aset berisiko pada umumnya, reli bitcoin tentunya memiliki risiko yang besar, yakni koreksi besar yang sewaktu-waktu terjadi.
Secara historis, koreksi bitcoin terjadi setelah koin digital tersebut mencatatkan reli dalam dua pekan lebih atau sekitar 21 hari.
![]() Bitcoin |
Awal reli tersebut terjadi pada 25 Maret hingga 14 April lalu, di mana tanggal 14 April, harga bitcoin menyentuh level tertingginya sepanjang masa, yakni di kisaran level US$ 64.000, atau lebih tepatnya di level US$ 64.110,18/koin.
Namun setelah itu, tren bitcoin mulai menurun, meskipun pada akhir April hingga awal Mei sempat pulih, namun tak kembali ke level tertingginya sepanjang masa.
Menjelang pertengahan Mei, tren Bitcoin terus menurun hingga titik terendahnya pada tahun ini, yakni di kisaran level US$ 29.000. Sejak pertengahan April hingga pertengahan Juli lalu, Bitcoin sudah ambles hingga sekitar 54%.
Saat itu, memang sentimen negatif lebih banyak hadir di pasar keuangan berbasis risiko, terutama tindakan keras China yang kali ini sangat berdampak pada aset kripto, termasuk bitcoin.
Selain faktor tindakan keras lainnya, faktor risiko lainnya yakni melonjaknya kembali kasus virus corona (Covid-19) di beberapa negara yang sempat kembali terjadi, sehingga membuat selera risiko investor kembali menurun.
Namun setelah menyentuh level terendahnya pada tahun ini, bitcoin mulai pulih perlahan, di mana periode Juli merupakan periode pemulihan bagi aset kripto.
Dari Juli hingga kini, bitcoin terus menunjukkan pemulihannya, meskipun tidak seperti pada awal tahun ini dan hingga saat ini bitcoin masih belum mampu menembus level all time high-nya.
Meskipun ancaman aksi jual (profit taking) masih akan menerpa bitcoin, namun beberapa analis dan trader memperkirakan bahwa aksi profit taking investor tidak akan membuat bitcoin terjatuh ke jurang yang sama.
Walaupun belum mampu menyentuh all time high-nya, namun bitcoin kini sudah semakin dekat menyentuh level tersebut, asalkan dalam beberapa hari hingga pekan mendatang, tidak ada sentimen negatif lebih besar yang dapat mempengaruhi pergerakan bitcoin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerak Kripto Masih Kayak Gini, Susah Bikin Kaya Lagi