Luhut: Kapitalisasi Pasar Modal RI di Bawah India & Malaysia

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
14 October 2021 14:25
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai memenuhi undangan klarifikasi sebagai pelapor atas laporan pencemaran nama baik kepada Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (27/9/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia masih rendah di antara negara-negara emerging market. Sehingga masih perlu upaya peningkatan.

"Data dunia menunjukkan kapitalisasi Indonesia pada tahun 2020 ini sebesar 47% dari PDB di bawah dibanding peers emerging seperti India, dan Malaysia. Ini perlu diupayakan," kata Luhut dalam Capital Market Summit & Expo 2021, Kamis (14/10/2021).

Peran pasar modal penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sebagai fungsi penyedia dana pembangunan. Namun Luhut mengapresiasi capaian dari beberapa tahun terakhir, terutama di tengah masa pandemi Covid-19.

Dari catatan, dari awal tahun sampai 8 Oktober 2021, jumlah pencatatan baru atau new listing mencapai 38 perusahaan, lalu calon yang sedang mengantre sebanyak 25 perusahaan.

"Angka pencatatan baru saham ini tertinggi di ASEAN dan urutan ke-12 di dunia," ujarnya.



Pada periode awal tahun sampai 8 Oktober 2021, rata-rata frekuensi perdagangan mencapai lebih dari 1,2 juta kali, naik 90% dibandingkan sepanjang tahun 2020. Data frekuensi harian sejak awal tahun 2021 terus mencatatkan rekor terbesar.

"Yang terbaru mencatatkan 2,1 juta lebih pada 9 Agustus 2021 kemarin," katanya

Luhut mengatakan rata-rata frekuensi di BEI yang tertinggi di kawasan ASEAN sejak tahun 2018. Jumlah investor saham, obligasi, dan reksadana di pasar modal meningkat 66% mencapai 6,4 juta investor per September kemarin dibandingkan tahun sebelumnya, atau naik lima kali lipat sejak 2017.

"Pencapaian ini dominasi dari investor ritel yang proprosi mencapai 90%, dari total keseluruhan. Naiknya partisipasi ini dari domestik menjadi pencapaian yang membanggakan," ujarnya.

Sementara transaksi nilai harian per September 2021, ritel berkontribusi 64% dari total, naik dari tahun 2020 yang hanya 48%. Lalu proporsi investor institusi sedang mengalami penurunan.

"Jadi disimpulkan makin banyak masyarakat generasi milenial dan gen z yang melek akan pasar modal," katanya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPKM Mikro Darurat! Perbankan-Pasar Modal Wajib WFO 50%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular