Induknya Rights Issue, BGTG Disuntik Pemodal Hong Kong Rp 1 T

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Kamis, 14/10/2021 12:20 WIB
Foto: Facebook/Ganesha Club

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten yang bergerak di bidang jasa keuangan, PT Equity Development Investment Tbk (GSMF) akan melaksanakan penerbitan saham baru dalam rangka penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Jumlah maksimal yang baru yakni sebanyak 7,45 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp 100. Equity Development adalah induk usaha dari PT Bank Ganesha Tbk (BGTG).

Saham baru tersebut akan ditawarkan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 165 per saham, sehingga total dana yang bisa dikumpulkan dari rights issue ini bisa mencapai Rp 1,23 triliun.


Manajemen Equity Development Investment melalui prospektus ringkas awal yang terbit di lama keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk meningkatkan modal pada Bank Ganesha, entitas anaknya.

Selaku pemegang 67,76% saham GSMF, Equity Global International Limited menyatakan akan melaksanakan hak HMETD tersebut.

Pengendali perusahaan ini juga menyebutkan akan menjadi pembeli siaga (standby buyer) apabila terdapat sisa saham dalam rights issue, maksimal senilai Rp 1,1 triliun.

Sementara pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya kepemilikannya akan terdilusi 47,21%.

Equity Global International Limited (EGIL) adalah badan hukum asing yang berkedudukan di negara Hong Kong, (sebelumnya berkedudukan di Road Town, Tortola, British Virgin Islands).

Prospektus GSMF itu menyebutkan, perusahaan ini beralamat di Room 1101, 11/F., Shanghai Industrial Investment Building, Nos. 48-62 Hennessy Road, Wanchai, Hong Kong.

Berdasarkan Register of Directors susunan pengurus EGIL pada saat prospektus ini diterbitkan adalah Direktur dijabat Toh David Ka Hock.

Adapun dana yang akan dialokasikan sebesar Rp 1,1 triliun tersebut akan ditempatkan dalam bentuk deposito pada Bank Ganesha.

Equity Global yang berhak atas 5,05 miliar saham baru atau senilai Rp 833,48 miliar masih memiliki dana yang tersisa untuk pelaksanaan pembelian sebagian sisa saham yang tidak diambil sebanyak-banyaknya sebesar Rp 266,52 miliar.

Perseroan yang telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham pada 30 Agustus 2021, saat ini tengah menunggu pernyataan efektif rights issue dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diharapkan bisa diperoleh pada3 0 November 2021 mendatang.

Distribusi HMETD pada 13 Desember 2021, pencatatan efek pada 14 Desember 2021 dan perdagangan HMETD pada 14 hingga 20 Desember 2021.

Dikutip oleh CNBC Indonesia Kamis (14/10), manajemen GSMF menyampaikan bahwa dana rights issue tersebut akan digunakan untuk "meningkatkan investasi saham pada Bank Ganesha, entitas anak yang saat ini dimiliki oleh perseroan sebesar 29,86% dalam rangka memenuhi ketentuan modal inti minimum yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik melalui penyetoran saham sekurang-kurangnya sebesar Rp 1 triliun."

Sedangkan sisa dana rights issue akan digunakan untuk menambah investasi saham atau modal pada entitas anak. Selain itu akan digunakan juga untuk modal kerja perseroan maupun entitas anak usaha.

Hingga semester I-2021, Equity Investment mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 780 juta. Kerugian ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 25,42 miliar.

Sepanjang semeter pertama tahun 2021 perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 497,17 miliar naik dari periode Juni 2020 sebesar Rp 460,21 miliar. Total aset tercatat senilai Rp 4,77 triliun dan liabilitas sejumlah Rp 3,3 triliun.

Equity Global International Limited didirikan pada tahun 2015 sebagai perusahaan swasta yang yang terdaftar di Hong Kong.

Saat ini Equity Development merupakan pengendali yang memegang langsung 29,86% saham Bank Ganesha. Kemudian UOB Kay Hian Pte Ltd memiliki 12,42% serta sisanya berupa kepemilikan publik sebesar 57,72% saham.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi Sulit, Begini Cara Bank Digital Gaet Nasabah Baru 2025