Cek! Ini Mata Uang yang Paling Terpuruk Akibat Krisis Energi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 October 2021 17:38
Infografis/ 10 Negara Di Dunia Dengan Cadangan Devisa Terbesar/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ 10 Negara Di Dunia Dengan Cadangan Devisa Terbesar

Indonesia sejauh ini belum mengalami dampak langsung dari krisis energi yang melanda di beberapa negara. Bahkan, bisa dikatakan Indonesia mendapat rejeki nomplok. Nilai tukar rupiah pun masih stabil dalam 2 bulan terakhir, meski secara YtD melemah 1,25%.

Kenaikan harga minyak mentah dunia turut mengerek naik harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Dalam simulasi sensitivitas APBN terhadap perubahan indikator ekonomi makro, kenaikan harga minyak justru menguntungkan. Setiap kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 1/barel, belanja negara memang bertambah Rp 3,5 triliun.

Akan tetapi penerimaan negara bertambah lebih banyak yaitu Rp 4,4 triliun baik dari pajak maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dengan demikian, net surplus dari kenaikan harga minyak adalah Rp 0,9 triliun.

Pada September 2021, rata-rata ICP ada di US$ 72,7/barel, tertinggi sejak Oktober 2018. Sepanjang Januari-September, rata-rata ICP adalah US$ 65,21/barel, melonjak 63,51% dibandingkan rerata sembilan bulan pertama 2020.

Itu baru dari ICP, belum lagi dari batu bara yang harganya terbang tinggi.

Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan Oktober 2021 kembali naik hingga menembus US$ 161,63 per ton, naik dari HBA pada September 2021 yang tercatat sebesar US$ 150,03 per ton.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan ini merupakan angka tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Kenaikan HBA ini menurutnya karena dipengaruhi permintaan batu bara yang terus meningkat di China akibat naiknya kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik.

"Kenaikan HBA bulan Oktober 2021 disebabkan oleh permintaan yang terus meningkat di China di mana saat ini kebutuhan batu bara meningkat untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batu bara domestik, juga meningkatnya permintaan batu bara dari Korea Selatan dan kawasan Eropa seiring dengan tingginya harga gas alam," ungkapnya, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, dikutip Kamis (07/10/2021).

Sehingga krisis energi di beberapa negara membuat Indonesia mendapat rejeki nomplok. Tetapi tetap waspada kemungkinan terjadinya stagflasi. Harga energi yang bisa memicu lonjakan inflasi lagi, sementara pertumbuhan ekonomi berisiko melambat.

Jika itu terjadi, Indonesia akan terkena imbasnya, dan rupiah bisa mengalami tekanan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular