
Pasar Tunggu Data Inflasi, Rupiah Diam di Tempat

Para pejabat The Fed sebelumnya sudah menyatakan jika suku bunga merupakan senjata utamanya dalam melawan inflasi yang berada di level tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Bahkan, Presiden The Fed wilayah St. Louis James Bullard, menyatakan The Fed bisa agresif dalam melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).
Pasar memperkirakan The Fed akan mengumumkan tapering di bulan depan, dan eksekusi pertama dilakukan pada bulan Desember. Dengan nilai QE saat ini sebesar US$ 120 miliar per bulan, The Fed diperkirakan akan menguranginya sebesar US$ 15 miliar per bulan, sehingga butuh waktu 8 bulan untuk menyelesaikannya.
Tetapi Bullard mengatakan ia mendukung program tersebut selesai di kuartal I-2022.
"Saya sudah menganjurkan untuk menyelesaikan proses tapering di akhir kuartal pertama tahun depan, karena saya ingin berada di posisi untuk bereaksi jika inflasi terus meninggi" kata Bullard kepada CNBC International Selasa (12/10).
Reaksi yang dimaksud adalah menaikkan suku bunga.
Isu terkait tapering serta kenaikan suku bunga tersebut membuat rupiah sulit menguat di sisa perdagangan hari ini. Peluang penguatan rupiah baru akan terbuka cukup lebar jika data inflasi di AS nanti malam menunjukkan pelambatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
