
Sentimen Lagi Negatif IHSG Malah Menguat, Sesi II Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,47% ke level 6.516,94 pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu (13/10/2021).
Di kala IHSG menguat, terpantau 217 saham menguat, 286 melemah dan 149 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 9,9 triliun. Asing pun masih getol membeli saham di bursa domestic dengan net buy mencapai Rp 654,5 miliar.
Meskipun beberapa sentimen negatif melanda, IHSG tetap terapresiasi. Kemarin Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan World Economic Outlook.
Dalam laporan tersebut, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1 poin persentase dibanding proyeksi bulan Juli lalu menjadi 5,9%.
IMF menilai masalah disrupsi rantai pasok di negara maju serta perkembangan pandemi yang memprihatinkan di negara berkembang menjadi pemicu utama terjadinya penurunan proyeksi pertumbuhan PDB global.
Lebih lanjut, IMF memangkas proyeksi ekonomi sebesar 1,4 poin untuk kelompok "ASEAN-5" Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebut Prompt Manufacturing Index (PMI-BI) pada kuartal III turun menjadi 48,75%. Angka tersebut lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 51,45%.
Angka realisasi PMI-BI di kuartal ketiga lebih rendah dari perkiraan BI sebelumnya di 49,89% seiring adanya PPKM Darurat.
Seperti PMI manufaktur versi IHS Markit, PMI-BI juga menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika sudah di atas 50, maka artinya industriawan sedang dalam fase ekspansi.
IHSG sudah naik meskipun sentimen sedang tidak mendukung. Lantas bagaimana nasib di II? Berikut ulasan teknikalnya
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.519 untuk melanjutkan tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekat di 6.486 untuk mengalami tren bearish.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 68,61 yang artinya sudah mendekati level jenuh beli. Artinya peluang IHSG untuk melanjutkan penguatan cenderung terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000