Diborong Asing, Saham Allo Bank To The Moon Naik 12%

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) berhasil melonjak dua digit dan menjadi salah satu top gainers pada perdagangan Selasa (12/10/2021), di tengah adanya aksi borong investor asing.
Kenaikan saham BBHI terjadi menjelang Allo Bank Indonesia akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPLSB) pada Jumat (15/10/2021) mendatang.
Adapun salah satu agenda RUPSLB tersebut adalah untuk menyetujui Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue dan peningkatan modal dasar perseroan.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BBHI melesat 12,27% ke Rp 4.210/saham dengan nilai transaksi Rp 68,52 miliar dan volume perdagangan 16,74 juta saham.
Di tengah penguatan ini, asing melakukan beli bersih Rp 5,48 miliar di pasar reguler.
Adapun beli bersih net buy saham BBHI tertinggi melalui dua broker asing, yakni PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) sebesar Rp 4 miliar dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia (CS) senilai Rp 3 miliar.
Dengan ini, dalam sepekan saham BBHI melesat 17,60%, sementara dalam sebulan terkerek 13,17%. Adapun secara year to date (ytd) 'meroket' 1.848,66%.
Sebelumnya, manajemen BBHI menyatakan jumlah saham yang direncanakan untuk diterbitkan dalam penawaran umum terbatas (PUT) III atau rights issue ini adalah sebanyak-banyaknya 11.000.000.000 atau 11 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
"Jumlah ini setara dengan 94,15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan pada saat keterbukaan informasi ini, dengan harga yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus PMHMETD dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku," tulis manajemen BBHI.
PT Mega Corpora memiliki opsi untuk dapat mengalihkan sebagian atau seluruh dari HMETD yang menjadi haknya kepada investor tertentu
Dengan asumsi HMETD Mega Corpora dapat diambil sebagian oleh investor strategis dan sebagian dilaksanakan oleh Mega Corpora serta seluruh pemegang saham publik mengambil bagian atas HMETD, maka bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETDnya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum 48,49%.
Pada Juli lalu, BBHI melakukan PUT II dengan menerbitkan sebanyak 7.498.501.776 saham biasa atau sebesar 64,18% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT II dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga pelaksanaan Rp 100.
Dengan demikian, jumlah dana yang diterima Bank Harda dalam PUT II tersebut sebesar Rp 749.850.177.600 atau hampir Rp 750 miliar.
Mega Corpora selaku pemegang saham dengan kepemilikan 90,00% akan mengambil bagian seluruh HMETD yang menjadi haknya.
Saat ini, Allo Bank sudah mendapatkan izin layanan perbankan digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Produk yang dimaksud adalah layanan bank digital sekaligus aplikasi digital onboarding milik perusahaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), persetujuan yang diberikan oleh OJK meliputi Persetujuan Produk/Aktivitas Baru, Aplikasi, Sistem Utama dan Sistem Penunjang. Izin ini diberikan berdasarkan Surat OJK Nomor - 159/PB.333/2021 tanggal 10 September 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Saham Bank Digital Rontok, Allo Bank Mendaki 'Pucuk Dingin'
(adf/adf)