
Reli 4 Hari & Antrean Beli Banyak, Yuk Cek Saham Allo Bank

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) berhasil melaju kencang selama 4 hari beruntun.
Kenaikan saham BBHI sejak Jumat (10/9) pekan lalu terjadi merespons rencana penawaran umum terbatas (PUT) III dalam rangka penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa (14/9) kemarin, harga saham BBHI melesat 5,38% ke Rp 3.720/saham. Nilai transaksi sebesar Rp 289,37 miliar, salah satu yang tertinggi di bursa. Sementara, volume perdagangan sebesar 71,88 juta saham.
Di tengah kenaikan saham BBHI, asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 3,04 miliar di pasar reguler. Adapun kapitalisasi pasar BBHI mencapai Rp 43,46 triliun.
Dalam sepekan, saham BBHI melejit 72,22% dan dalam sebulan melonjak 58,30%, sementara secara year to date (ytd) meroket 1.621,86%.
Pada penutupan pasar kemarin, ada antrean beli terbanyak saham BBHI di harga Rp 3.720/saham yakni sebesar 1.073 lot atau setara dengan Rp 399,15 juta. Sementara, di rentang harga Rp 3.630-Rp 3.720 antrean total sebesar 1.517 lot.
Adapun antrean jual terbanyak ada di harga Rp 3.750/saham dengan total 1.476 lot atau setara dengan Rp 553,50 juta.
Berdasarkan prospektus yang disampaikan di BEI, PT Mega Corpora yang menjadi pemegang saham pengendali (dengan kepemilikan 90%), memiliki opsi mengalihkan HMETD yang menjadi haknya kepada "investor tertentu yang memiliki komitmen untuk mendukung permodalan dan kegiatan usaha perseroan."
"Mega Corpora memiliki opsi untuk dapat mengalihkan sebagian atau seluruh dari HMETD yang menjadi haknya kepada investor tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (4) POJK 9/2018," demikian tertulis dalam prospektus, seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (10/9).
POJK itu mengatur bahwa apabila setelah terjadinya pengambilalihan, perseroan melakukan aksi korporasi yang mengakibatkan terpenuhinya kepemilikan masyarakat paling sedikit 20%, maka kewajiban mengalihkan saham yang dikuasai akibat Penawaran Tender Wajib sehingga kepemilikan melebihi 80% tidak berlaku.
"Dengan asumsi HMETD Mega Corpora dapat diambil sebagian oleh investor strategis dan sebagian dilaksanakan oleh Mega Corpora serta seluruh pemegang saham publik mengambil bagian atas HMETD yang menjadi haknya, maka bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 48,49%," tulis prospektus tersebut.
Sumber pasar mengembuskan informasi bahwa investor strategis yang akan masuk menyerap saham baru itu berasal dari perusahaan dengan ekosistem digital yang tengah hype saat ini, kendati manajemen BBHI menyatakan akan segera merilis detail nama investor baru tersebut. Hal inilah yang memicu aksi buru saham perseroan.
Dalam PUT ke-III ini, eks Bank Harda tersebut akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 11 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100/unit yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau 94,15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Kabar teranyar lainnya, Allo Bank disebutkan baru saja resmi mendapatkan izin layanan perbankan digital dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Produk yang dimaksud adalah layanan bank digital sekaligus aplikasi digital onboarding milik perusahaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), persetujuan yang diberikan oleh OJK meliputi Persetujuan Produk/Aktivitas Baru, Aplikasi, Sistem Utama dan Sistem Penunjang. Izin ini diberikan berdasarkan Surat OJK Nomor - 159/PB.333/2021 tanggal 10 September 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Top! Pendapatan Allo Bank Terbang 126%, Laba Naik 43%