
Ini Lho yang Bikin Jack Ma-GIC-Ribbit Ngiler Bank Digital RI

Sementara itu, ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menjelaskan, pada dasarnya bank punya peluang yang sama untuk memenangi persaingan.
Karena saat ini semua bank telah mengembangkan layanan digitalnya, maka bank yang lambat beradaptasi tentunya akan tertinggal.
"Teknologi digital membawa bank berdiri di garis start yang sama. Jika dulu bank-bank besar yang memiliki banyak kantor cabang dan ATM menjadi pemenang, kini di era teknologi digital, bank memiliki garis start baru untuk berlomba jadi pemenang," kata Piter.
Menurut Piter, bank digital manapun bisa memenangkan persaingan asal memenuhi tiga syarat utama. Pertama, bank digital harus memiliki kemampuan mengakses ekosistem digital. Kalau dulu bank yang punya cabang dan atm banyak jadi pemenang, kini bank yang punya ekosistem besar punya peluang besar jadi pemenang.
Kedua, bank digital harus memiliki produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen masa kini dan masa depan. Hal ini mengingat tuntutan nasabah akan layanan perbankan terus meningkat, khususnya di era digital saat ini.
Ketiga, bank digital harus punya modal besar dan SDM yang kuat. Hal ini juga menjadi salah penentu bank digital bisa memenangkan persaingan ke depan.
Jumat pekan lalu (8/10), perusahaan fintech PT Akulaku Silvrr Indonesia yang disokong Grup Alibaba milik crazy rich China, Jack Ma, resmi menjadi pengendali emiten bank PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB).
Penetapan ini telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengambilalihan yang diatur dalam POJK No.41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum.
Prospek Digital
Di sisi lain, dalam kesempatan terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengarahan dalam OJK Virtual Innovation Day 2021 menyampaikan, Indonesia berpotensi menjadi raksasa ekonomi digital setelah China dan India.
Kepala Negara mengemukakan, gelombang digitalisasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang dipercepat dengan pandemi Covid-19 harus disikapi dengan cepat dan tepat.
"Kita lihat bank berbasis digital bermunculan, juga asuransi berbasis digital bermunculan, dan berbagai macam e-payment harus didukung. Penyelenggara fintech terus bermunculan, termasuk fintech Syariah," katanya, Istana Negara, Senin ini (11/10).
"Inovasi-inovasi finansial teknologi semakin berkembang. Fenomena sharing economy semakin marak, dari ekonomi berbasis peer to peer hingga business to business," jelasnya.
[Gambas:Video CNBC]
