
Fintech Jack Ma, Akulaku Akan Melantai di Wall Street?

Jakarta, CNBC Indonesia - Akulaku, perusahaan pemberi pinjaman online di Indonesia yang didukung oleh Ant Group milik Jack Ma, sedang mempertimbangkan pencatatan di AS melalui merger dengan perusahaan cek kosong (special purpose acquisition company/SPAC) dengan valuasi ditaksir mencapai US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 28,7 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Berdasarkan informasi dari sumber yang mengetahui permasalahan ini, Bloomberg melaporkan startup fintech tersebut bekerja dengan penasihat keuangan pada kesepakatan potensial dan dalam pembicaraan awal dengan Catcha Investment Corp, perusahaan akuisisi tujuan khusus yang didirikan oleh pengusaha internet Patrick Grove.
Penggabungan dengan perusahaan cek kosong dapat dilakukan segera tahun ini, kata sumber tersebut. Akulaku saat ini juga dikabarkan sedang mencari US$ 200 juta hingga US$ 300 juta dari putaran pendanaan pihak swasta.
Sumber tersebut menambahkan, diskusi masih awal dan bisa berantakan dengan Akulaku dapat saja memutuskan untuk mengeksplorasi merger dengan SPAC yang berbeda. Bloomberg menyebut perwakilan Catcha Group menolak berkomentar, sementara Akulaku tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Jika terlaksana, startup yang berbasis di Jakarta ini akan bergabung dengan daftar perusahaan rintisan Asia Tenggara yang telah setuju untuk go public di AS melalui merger SPAC. Perusahaan tersebut termasuk PropertyGuru Pte Singapura dan FinAccel Pte, induk dari fintech Kredivo Indonesia.
Akulaku, didirikan pada tahun 2014, menawarkan layanan perbankan digital, kredit konsumen, investasi digital, dan broker asuransi dengan wilayah operasi termasuk di Indonesia, Vietnam, Malaysia dan Filipina, berdasarkan keterangan di laman resminya.
Perusahaan mengharapkan pendapatan tahunan sebesar US$ 619 juta (Rp 8,88 triliun) dan gross merchandise value (GMV) sekitar US$ 5 miliar (Rp 71,75 triliun) pada tahun 2021, menurut dokumen internal dari Oktober yang dilihat oleh Bloomberg News.
Selain bergerak di bidang fintech, Akulaku juga menyasar sektor finansial lain yang sedang tumbuh subur yaitu industri perbankan digital. Hal ini terlihat dari langkah Akulaku yang telah mengakuisisi PT Bank Yudha Bhakti Tbk dan menyulap menjadi bank digital baru dengan nama PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB).
PT Akulaku Silvrr Indonesia pertama kali masuk di BBYB pada awal tahun 2019 dengan mengakuisisi 8,9% saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dari PT Gozco Capital pada harga Rp 338 per lembar saham dengan nilai total Rp 158 miliar.
Akibat akuisisi ini, porsi kepemilikannya menyusut menjadi 33,26% dari sebelumnya 42,16%. Setelah itu Akulaku kembali menambah kepemilikan sahamnya melalui rights issue menjadi sebesar 24,98%.
Saat ini, PT Akulaku Silvrr Indonesia resmi menjadi pengendali Bank Neo Commerce yang baru saja meraih dana Rp 2,5 triliun melalui penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMTED) atau rights issue Desember lalu.
(fsd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akulaku Jack Ma Jadi Pengendali Bank Neo