Menanti Sentimen Dominan, Bursa Eropa Bergerak Variatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 October 2021 14:36
A computer screen shows news about Brexit with British Prime Minister Theresa May as a broker watches his screens at the stock market in Frankfurt, Germany, Wednesday, Jan. 16, 2019. (AP Photo/Michael Probst)
Foto: Bursa Eropa (AP Photo/Michael Probst)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa tak banyak berubah dan cenderung bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Senin (11/10/2021), masih mencari arah pergerakan di pekan yang volatil.

Indeks Stoxx 600 dibuka nyaris flat dengan indeks saham perjalanan dan tamasya memimpin koreksi, sebesar 1,1%, sementara indeks saham sektor komoditas dasar melompat 1,4%.

Selang 30 menit kemudian, reli indeks Stoxx 600 menjadi 0,1 poin (-0,02%) ke 457,19. Indeks CAC Prancis bertambah 1,6 poin (+0,03%) ke 6.561,62, FTSE Inggris naik 23,8 poin (+0,34%) ke 7.119,38. Namun, DAX Jerman turun 24,2 poin (-0,16%) ke 15.181,94.

Mayoritas bursa utama di Asia Pasifik cenderung menguat, dengan indeks Hang Seng Hong Kong melompat lebih dari 2% dan memimpin reli. Kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) cenderung tertekan setelah data tenaga kerja terbaru terbukti di bawah ekspektasi.

Investor masih memonitor ekspektasi inflasi dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, yang kembali melonjak setelah data tenaga kerja September yang dirilis Departemen Tenaga Kerja terbukti masih belum cukup kuat.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Jumat pekan lalu menyatakan keyakinannya bahwa Kongres akan memberikan lampu hijau atas penerapan pajak minimum perusahaan global yang juga disepakati pemerintah di 136 negara.

Namun, kabar buruk muncul setelah Goldman Sachs pada Minggu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 5,6% pada 2021 dan 4% pada 2022, dengan alasan anjloknya dukungan fiskal dan melambatnya pemulihan belanja konsumen.

Mayoritas bank di AS akan mengawali rilis kinerja kuartal III-2021 pada pekan ini, di antaranya JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Bank of America, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup.

Di Eropa, tiga pejabat bank sentral kawasan tersebut mendiskusikan kemungkinan mencabut stimulus moneter dan fiskal di era pandemi. Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) bakal mengambil keputusan mengenai pada Desember nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Menguat di Sesi Awal Perdagangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular