Astaga! 4 Saham Ini Ambles hingga ARB 7%, Cukup......
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke zona merah, tercatat ada empat saham yang ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada lanjutan sesi II perdagangan hari ini, Senin (11/10/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.10 WIB, IHSG terkoreksi 0,30% ke 6.462,43 dengan nilai transaksi Rp 11,23 triliun dan volume perdagangan 19,53 miliar saham.
Di tengah pelemahan IHSG, investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 354,90 miliar di pasar reguler dan aksi jual bersih Rp 132,05 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Indeks sektor teknologi menjadi pemberat laju IHSG dengan turun 1,82%, bersama dengan indeks barang konsumer siklikal yang melorot 1,25%. Sementara, indeks sektor energi dan barang baku menjadi yang paling naik, yakni 1,55% dan 0,28%.
Berikut 4 saham yang ambles hingga ARB siang ini.
Bank Neo Commerce (BBYB), saham -6,99%, ke Rp 1.330/saham
Putra Rajawali Kencana (PURA), -6,90%, ke Rp 54/saham
Multipolar (MLPL), -6,70%, ke Rp 390/saham
Matahari Putra Prima, -6,67%, ke Rp 700/saham
Menurut data di atas, saham perbankan BBYB menjadi yang paling anjlok, yakni sebesar 6,99% ke Rp 1.330/saham. Dengan ini, saham BBYB sudah merosot selama 3 hari beruntun.
Alhasil, dalam sepekan saham BBYB turun 3,27%, sementara dalam sebulan ambles 15,02%.
Kabar terbaru, perusahaan fintech PT Akulaku Silvrr Indonesia yang disokong Grup Alibaba milik crazy rich China, Jack Ma, resmi menjadi pengendali emiten BBYB.
Hal ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang kedua pada Jumat (8/10) pekan lalu untuk mengesahkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali BBYB.
Di bawah BBYB ada saham emiten yang bergerak di bidang jasa pengangkutan dan transportasi PURA yang terjungkal 6,90%. Praktis, dengan ini saham PURA sudah terbenam di zona merah selama 7 hari perdagangan beruntun.
Sebelumnya, saham PURA berhasil 'bangkit' dan naik tejai seiring pemilik Pesantren Daarul Qur'an dan Grup Paytren ustaz Yusuf Mansur--yang mengoleksi saham PURA--menyebut kode saham PURA dalam unggahan terbaru di akun Instagram pribadinya, Senin (27/9).
Saham ini terakhir bergerak pada 1 Juli lalu, ketika merosot dari Rp 51/saham ke level gocap atau Rp 50/saham. Setelah sempat menyentuh harga Rp 146/saham pada awal Juli 2021 saham PURA memang cenderung anjlok hingga ke level terendah.
Di posisi ketiga dan keempat, ada duo Grup Lippo, MLPL dan anak usahanya yang merupakan pengelola Hypermart MPPA. Kedua saham tersebut masing-masing ambles 6,70% dan 6,67%.
Dengan ini, saham MLPL sudah memerah selama 7 hari bursa berturut-turut, dengan 4 kali beruntun menyentuh ARB.
Kabar teranyar, perusahaan yang dikendalikan keluarga Riady dari Grup Lippo, PT Inti Anugerah Pratama (IAP) telah menjual 1,66 miliar saham atau setara dengan 11,37% kepemilikan di Multipolar. Adapun total dana hasil penjualan saham tersebut mencapai Rp 805,75 miliar.
Setali tiga uang, saham MPPA juga sudah 7 hari perdagangan terjungkal di zona merah, dengan 5 kali beruntun menembus batas ARB.
Pelemahan MPPA ini terjadi lagi kendati mendapatkan sentimen positif dengan masuknya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek resmi menjadi pemegang saham sebesar 6,74% di MPPA setelah membelinya dari MLPL pada 4 Oktober lalu.
Multipolar menjual sebanyak 507.142.900 saham di harga Rp 700/saham atau setara dengan 6,74% kepada Gojek.
"Status kepemilikan lokal, jumlah sebelum transaksi nol, jumlah setelah transaksi 507.142.900 saham," kata Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian, dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (7/10/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)